Buku Pemilu Lebanon, Perhitungan Memihak Muqawamah Hizbullah

Buku Pemilu Lebanon, Perhitungan Memihak Muqawamah Hizbullah

Purna Warta – Melihat buku Pemilu Lebanon saat ini menunjukkan bahwa titik mencolok dalam periode Pemilu sekarang ini adalah persatuan gerakan 8 Maret atau pendukung Muqawamah versus cerai berai lawan.

Jam 7 Minggu, 15/5, pagi pintu-pintu pos pemungutan suara telah dibuka agar para partisipan dalam pemilihan kali ini memberikan suaranya dan memilih wakil pilihannya.

Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?

Kali ini, ada 718 kandidat yang memperebutkan 128 kursi Parlemen yang terstruktur dalam 103 katalog.

Al-Jazeera mengamati para petarung dalam lis atau buku pendaftaran dan melaporkan bahwa para pakar telah membagi para pesaing dalam Pemilu ini dalam tiga bagian.

Pertama: Lis atau katalog koalisi 8 Maret yang mencakup Hizbullah, partai Amal, partai al-Tayyar al-Watani al-Hur (atau partai Gerakan Pembebasan Nasional), partai al-Marada dengan para sekutunya.

Kedua: katalog koalisi 14 Maret, yaitu lawan Hizbullah. Di mana dalam kesempatan kali ini, partai Gerakan Masa Depan atau al-Mustaqbal (pimpinan Saad Hariri yang memboikot Pemilu) tidak ikut berpartisipasi. Lis di sini mencakup partai al-Taqaddumi al-Ishtiraki (Progressive Socialist party pimpinan Walid Jumblatt) dan partai al-Quwat al-Lubnaniyah pimpinan Samir Geagea dan sekutunya. Dalam lis ini ada juga para sekutu dukungan eks PM Fouad Siniora dan mencakup pula komoditas al-Shimal al-Thaniyah (Tripoli, al-Miniyeh dan al-Danniyeh) yang bernama Lubnan Lana dan Beirut II dengan nama Beirut Tawajuh.

Ketiga: Daftar komoditas yang tumbuh dari sosial sipil yang menamakan dirinya al-Taghyiriyah dan muncul dari protes-protes 17 Oktober 2019 karena kenaikan pajak.

Baca Juga : Eks Konsultan Trump: Setelah 41 Tahun Telaah, Saya Sadar Iran Menang

Sementara untuk pemain baru dalam daftar sekarang juga dibagi menjadi tiga:

Pertama: Kelompok atau komoditas sosial sipil yang ada sebelum demo 17 Oktober 2019, di mana mayoritas mereka juga pernah ikut terjun dalam Pemilu 2018 dan komoditas yang terkenal dengan nama Beirut Madinati dan Li-watani. Sebagian dari mereka juga meramaikan Pemilu 2018 kemarin di bawah aliansi Kulluna Watani di mana mereka menjadi salah satu dari 9 daftar kandidat. Nama kondang dalam daftar ini adalah Charbel Nahas dan Paula Yacoubian.

Kedua: Masyarakat sipil pasca demo 17 Oktober 2019. Mereka tidak saling terkoordinir, yang dengan kata lain, cerai berai. Kelompok ini memiliki banyak nama baru dan menjadi kandidat untuk pertama kalinya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah dalam lis komoditas ini lebih banyak persaingan.

Ketiga: Kelompok partisipan yang secara teratur ikut serta dalam banyak Pemilu. Salah satunya adalah partai Citizens in a State pimpinan Charbel Nahas.

lebanon

Kali ini juga harus diperhatikan partai yang dibangun oleh saudara Saad Hariri, yaitu Baha Hariri, yang bernama Sawa Lubnan. Baha Hariri memang tidak mendaftarkan diri langsung sebagai kandidat, akan tetapi spanduk-spanduk partainya memenuhi jalanan Lebanon. Orang-orang dalam Sawa Lubnan banyak mendukung komoditas Beirut II, Shimal al-Ula dan banyak lagi lainnya secara finansial, politik dan logistik.

Baca Juga : Iran Siap Produksi dan Tukar Ilmu Drone dengan Negara Sahabat

Persatuan Muqawamah

Al-Jazeera menganalisa bahwa mungkin yang sangat perlu diperhatikan dalam lis atau daftar Pemilu kali ini adalah persatuan barisan Muqawamah 8 Maret. Mereka adalah unsur utama sekutu Hizbullah. Di barisan terdepan elemen utama koalisi, ada partai Amal dan dua partai Kristen, Gerakan Pembebasan Nasional dan al-Marada. Termasuk pula koalisi langsung dan tak langsung Hizbullah dengan pihak-pihak Ahlu Sunnah seperti al-Ahbash dan dua wakil, Faisal Karami serta Jihad al-Samad.

Gerakan 8 Maret mampu menghilangkan perbedaan, paling tidak di tahap Pemilu kali ini, sehingga mereka akan mampu mempertahankan raihan mayoritas kursi Parlemen yang sekarang di periode mendatang.

Efek Boikot dari Gerakan al-Mustaqbal

Al-Jazeera melanjutkan, “Mungkin perkembangan paling berbeda dalam Pemilu kali ini yang sangat berpengaruh di ranah politik adalah pengunduran Gerakan al-Mustaqbal dari partisipasi Pemilihan Umum untuk pertama kalinya.”

Hal ini menyebabkan kemunculan banyaknya komoditas Ahlu Sunnah dalam daftar Pemilu. Seperti contoh, di wilayah al-Shimal al-Thaniyah ada 11 komoditas pendaftar. Gerakan 14 Maret telah mengalami perubahan. Meskipun para lawan lama Hizbullah berada dalam naungan 14 Maret dan beraliansi, namun langkah partai al-Mustaqbal ini telah menciptakan satu persaingan keras untuk menarik suara kelompok Sunni, khususnya suara yang dulunya memihak al-Mustaqbal. Bahkan keputusan ini telah memisahkan al-Quwat al-Lubnaniyah dan partai al-Kataib.

Baca Juga : Buku Pemilu Lebanon, Perhitungan Memihak Muqawamah Hizbullah

“Pengunduran diri al-Mustaqbal dari Pemilu telah menyisakan dampak buruk ke gerakan 14 Maret. Terkhusus, telah membangkitkan permusuhan antara partai al-Quwat al-Lubnaniyah dengan pihak-pihak Sunni lainnya, yang menolak keinginan mereka agar tidak berpartisipasi dalam Pemilu, seperti pihak Fouad Siniora,” hemat al-Jazeera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *