Bloomberg: Cadangan Devisa Negara-Negara Besar Mulai Habis

cadangan devisa dunia

Purna WartaCadangan devisa yang menurun di dunia dan di sebagian banyak negara telah mengakibatkan penurunan nilai mata uang mayoritas kedaulatan internasional.

Mengutip dari laporan Bloomberg disebutkan bahwa meskipun ada penurunan cadangan devisa dunia, tapi hingga kini cadangan devisa di sebagian besar bank-bank pusat tidak sampai pada garis bahaya. Angka 7/8% penurunan cadangan devisa dunia dalam satu tahun kemarin belum menyebabkan krisis, akan tetapi situasi masa depan sangatlah mengkhawatirkan dan bergantung pada jangka pertarungan geo-politik atau batas perkembangan pertarungan ini.

Cadangan devisa dunia, menurut laporan Bloomberg, mulai habis dengan sangat cepat. Berdasarkan laporan bank pusat beberapa negara disebutkan bahwa mereka terdesak menyimpan mata uang nasional dalam jumpah besar.

“Dalam satu tahun ini saja, sudah ada 1 Triliun Dolar cadangan devisa yang menurun,” lapor Bloomberg yang menganalisa devisa setiap negara dalam 20 tahun ini.

Salah satu faktor penurunan cadangan devisa dunia adalah krisis yang dihadapi bank-bank pusat dalam mereaksi fluktuasi nilai mata uang nasional.

“Dalam 20 tahun terakhir, tahun ini Dolar Amerika Serikat nampak kuat dari tahun-tahun sebelumnya sebagai hasil dari kemampuan Dolar yang menjadi timbangan nilai mayoritas negara-negara dunia. Penurunan Dolar akan menjadi sebab utama penurunan nilai mata uang negara lain,” hemat Bloomberg.

Faktor lain yang menjadi penyebab penurunan nilai mata uang nasional adalah krisis dunia dan tingginya inflasi yang mendesak bank-bank pusat setiap negara mengeluarkan aset tabungan demi mendukung ekonomi dalam negeri dan nilai mata uang nasional di hadapan mata uang asing.

1/10 penurunan cadangan devisa negara tahun ini dialami oleh India. Dalam 9 bulan kemarin, India mengalami pengurangan cadangan devisa sebesar 96 Miliar Dolar, bahkan hanya di bulan Oktober kemarin penurunan mencapai 538 Miliar Dolar. Bank pusat India melaporkan bahwa 2/3 penurunan ini difaktorkan oleh fluktuasi harga barang, naik-turunnya nilai mata uang nasional dan disebabkan pula oleh upaya bank pusat dalam mempertahankan nilai mata uang Rupee di hadapan mata uang asing. Di bulan September kemarin, Rupee India tunduk di hadapan Dolar dan hanya dalam kurun waktu setahun, nilai mata uang India terjun hingga 9%.

Cadangan devisa negara Jepang juga mengalami penurunan. Bank pusat Negeri Sakura di bulan September kemarin menyuntikkan pasar hingga 20 Miliar Dolar demi menghadapi nilai mata uang Negeri Paman Sam. Dengan demikian, maka 19% cadangan devisa Jepang tertelan begitu saja.

42% cadangan devisa Pakistan juga menurun sejak awal tahun ini. 14 Miliar Dolar sisa hanya bisa diperuntukkan untuk membayar impor dalam 3 bulan.

Tak terkecuali Rusia. Negeri Beruang Merah juga mengalami hal yang sama. Separuh dari cadangan devisa Moskow hingga kini masih tertahan di negara lain. Februari 2022 kemarin, jumlah cadangan devisa Beruang Merah sedikit meningkat hingga 643 Miliar Dolar. Jumlah ini menjadi 549 Miliar Dolar di bulan Oktober. Yang jelas faktor penurunan Rusia ini disebabkan oleh sanksi poros Barat.

Jika sanksi tidak menjerat, Beruang Merah akan memiliki cadangan devisa paling besar di dunia. Rusia tidak memiliki hutang luar negeri dan mata uang Rubel juga sedang terbang. Namun karena sanksi dan beberapa masalah lainnya, para analis meyakini bahwa jika ada realisasi manajemen baik dan sesuai, Rusia akan mampu mengontrol situasi dan fokus pembayaran luar negeri di bawah pengawasan positif dengan cadangan devisa yang ada.

Meskipun ada masalah dalam cadangan devisa dunia, tapi hingga kini cadangan ini masih mencukupi di bank-bank pusat setiap negeri, bisa dikatakan, belum membahayakan. Jumlah 7/8% penurunan cadangan devisa dunia dalam satu tahun ini belum sampai pada garis krisis. Namun masalahnya adalah tidak diketahui sampai kapan bank-bank pusat setiap negara ini mampu menggunakan cadangan devisanya untuk mendukung nilai mata uang nasional. Situasi sangatlah bergantung pada umur pertarungan geo-politik atau pertarungan akan mencapai batas mana.

Karena peningkatan suku bunga di AS, nilai mata uang Dolar menguat. Namun hal ini membuat satu bahaya yaitu cadangan devisa negara lain semakin mencair karena mereka menggunakannya untuk membangun keseimbangan antara mata uang nasional dan Dolar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *