Bisakah Amerika Serikat Bersekutu Dengan China Lawan Iran?

China Iran

Amerika Serikat sedang mencari rencana untuk memaksa Teheran ke meja perundingan.

Mahsa Mozhdehi: Negosiasi di Wina telah terhenti dan beberapa analis tidak ragu lagi untuk mengatakan bahwa mereka sudah di ambang kegagalan dengan situasi saat ini bagi negara-negara tersebut. Namun, masih ada harapan bahwa Iran dan Amerika Serikat akan dapat bekerja sama untuk kembali pada kesepakatan nuklir setelah pergantian pemerintahan baru di Iran. Faktanya, tidak banyak jalan yang tersisa antara Teheran dan Washington. Entah mereka akan melanjutkan negosiasi dan bekerja sesegera mungkin untuk mencabut sanksi dan mengembalikan Teheran pada komitmen JCPOA, atau pembicaraan akan diperpanjang seperti di masa lalu karena inkonsistensi pihak AS. Beberapa pihak bahkan berusaha untuk meningkatkan peluang kemungkinan untuk meninggalkan pembicaraan kedua belah pihak.

Apa yang diinginkan partai Demokrat AS?

Sejak awal, Biden membawa tim Demokrat untuk menyelaraskan situasi dengan tuntutan pemerintah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sejarah kerja sama dengan JCPOA. Tetapi kenyataannya sekarang kehadiran mereka di wilayah kekuasaan AS tidak dapat menyelesaikan masalah apa pun. Demokrat ingin mencapai kesepakatan yang dapat memuaskan anggota Kongres juga. Senat AS dan Partai Republik memiliki harapan tinggi terhadap Biden. Namun, tampaknya pemerintah Biden telah mencari jalan tengah agar bisa bernegosiasi lebih terbuka. Di sisi lain, mereka tidak ingin mengecewakan sekutunya di kawasan dengan membuat konsesi terhadap Iran.

Dalam laporan khusus pada hari Senin (26/7), Jurnal The Wall Street mengklaim bahwa Amerika Serikat berusaha untuk memperketat sanksi terhadap Iran dan mencegah penjualan minyak Iran ke China. Surat kabar Amerika menggambarkan adanya tujuan dari keputusan tersebut sebagai usaha dalam meninggalkan pembicaraan Wina.

Seorang reporter bertanya kepada Ned Price pada konferensi pers pada Senin malam: “Jurnal The Wall Street melaporkan bahwa Amerika Serikat berusaha untuk memberlakukan sanksi baru atas pembelian minyak China dari Iran. Apakah ini yang Anda sepakati? Jika demikian, bukankah ini hal yang sama yang Anda lakukan sekarang? Yakni, sanksi terhadap minyak Iran. Pertanyaan kedua adalah bahwa ada laporan dari pembicaraan Wina yang mungkin tidak akan dilanjutkan sampai bulan September atau Oktober. Jika demikian, apa alasan penundaan tersebut?”

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menjawab: “Anda benar tentang pembahasan sanksi dan penerapan sanksi. Semua sanksi tetap berlaku kecuali dicabut melalui proses diplomatik.”

Pada saat yang sama, pencabutan semua sanksi adalah syarat yang diinginkan Iran. Teheran, terutama setelah Majelis Permusyawaratan Islam Iran mengeluarkan resolusi yang menuntut pencabutan semua sanksi, baik sanksi dari JCPOA maupun selain JCPOA, karena itu pulalah Amerika Serikat dan bahkan pihak Demokrat yang bersimpati pada JCPOA pun enggan melakukannya.

Di sisi lain, mereka khawatir Teheran akan meninggalkan JCPOA setelah dimulainya pemerintahan ke-13 menjabat. Sebuah hal ini dimungkinkan dapat menyebabkan kehancuran total kesepakatan JCPOA. Amerika Serikat sebenarnya ingin kembali pada kesepakatan yang sama yang dicapai pada tahun 2015. Namun, mereka berharap setelah kembali ke kesepakatan JCPOA, mereka akan dapat mencapai kesepakatan lain dengan Iran tentang masalah regional dan rudal balistik.

Sebelumnya, mereka telah mencabut beberapa sanksi terhadap individu dan badan hukum, dan ada rumor bahwa sanksi minyak  pun akan dicabut. Namun, sekarang tampaknya kebijakan Washington berubah karena perubahan pemerintahan di Iran. Mereka khawatir pemerintahan berikutnya di Teheran akan mengambil langkah berbeda dengan pemerintahan Hassan Rouhani dan ingin meninggalkan meja perundingan di Wina. Untuk alasan ini, mereka mencari lebih banyak tekanan pada Iran. Jalan yang sama yang diambil Trump, bahkan lebih.

Tapi sekarang Washington ingin menggunakan kartu China melawan Iran. China adalah salah satu pembeli utama minyak dari negara Iran dan pada saat yang sama adalah salah satu sekutu Iran. Amerika Serikat ingin mengulangi pengalaman sebelumnya dengan China dan Rusia di JCPOA dalam melawan Iran. Namun, mengulangi pengalaman ini tampaknya tidak mudah dalam konteks saat ini. Karena China dan Teheran menjadi lebih erat dalam kerja sama ekonomi, dan Beijing secara fundamental berbeda pandangannya dari masa lalu terhadap Iran.

China berusaha untuk tidak masuk di bawah tekanan Washington. Namun, jika Teheran ingin bersikeras melanjutkan pengayaan nuklir dengan jumlah yang tinggi dan pencabutan semua sanksi, Beijing mungkin juga akan bekerja sama dengan Washington. Karena garis merah negara – negara 5+1 adalah peningkatan pengayaan nuklir Iran. Tetapi kerja sama 25 Tahun Teheran – Beijing dan pandangan baru China terhadap pengayaan nuklir damai Iran serta pembelaannya yang berulang kali di dewan keamanan PBB menunjukkan kemungkinan pihak China untuk Bersama Washington dalam melawan Iran masih sangat mentah. Bahkan kalau dilihat dari konflik Beijing – Washington baik dari sisi ekonomi ataupun dari sisi keamanan di wilayah negara-negara China maka pencapaian Kerja sama dan kesepakatan antara China dan AS untuk melawan Iran sudah bisa dikatakan pupus dari harapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *