Purna Warta – Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Yaman menghabiskan hari-harinya di tempat pelariannya di ibukota Riyadh, Saudi. Selang beberapa waktu, melengserkan Wakil Presiden Ali Muhsen al-Ahmar dan setelah itu, semua kekuasaannya dan Wakilnya diserahkan ke Dewan Pimpinan yang diketuai oleh Rashad al-Alimi.
Karena transisi kekuasaan ini, Dewan Pimpinan akan mengawasi manajemen politik, keamanan serta militer Sanaa. Selama periode transisi, mereka akan mengontrol semua bagian yang ada di kuasa koalisi Saudi. Selain itu, mereka juga mengambil tanggung jawab perundingan dengan gerakan Muqawamah Yaman, Ansarullah yang berpusat di ibukota Sanaa.
Baca Juga : Detail Kesepakatan Perdamaian Fatah dan Hamas Mediasi Hizbullah dan Amal
Dewan pimpinan Rashad al-Alimi bersama 7 anggota lainnya telah mengambil semua tanggung jawab serta kuasa Mansur Hadi beserta Wakilnya. Sedari masa penyerahan kekuasaan itu, banyak analis serta pengamat politik yang meyakini bahwa di bawah strategi pembentukan Dewan ini, Riyadh menargetkan transisi perang dari versus Yaman ke perang saudara Yaman versus Yaman lalu mengakhiri kekalahannya di Sanaa. Namun demikian, sebagian masih mengamati dengan kacamata baik sangka dan menjelaskan bahwa pembentukan Dewan Pimpinan akan berpengaruh positif pada perkembangan ekonomi Yaman.
Menurut analisis al-Khabar al-Yemeni, beberapa hari lalu, pasca kali pertama Dewan Pimpinan mengucapkan sumpah, banyak rakyat Yaman terkejut, heran bahkan putus asa padahal kemarin mereka masih menjaga asa akan efek positif ekonomi yang diperankan Dewan Pimpinan ala Riyadh ini.
Menurut site asal Yaman tersebut, Dewan mengungkap dikte Saudi dan Amerika di sela pernyataanya dengan menyatakan bahwa tanggung jawab Dewan ini tidak lebih dari (menyelenggarakan) perundingan dengan Houthi dan menjaga keamanan wilayah maritim internasional.
Dewan Pimpinan sama sekali tidak membahas masalah ekonomi dan kehidupan, paling tidak yang berkaitan dengan daerah kontrol Dewan yang terletak di bagian selatan dan timur Yaman. Dewan bahkan tidak menyindir masalah jatuhnya nilai mata uang nasional ataupun masalah bantuan ke bangsa Yaman.
Baca Juga : Sumpah Setia Al-Qaeda Dukung Dewan Pimpinan Yaman Buatan Saudi
Al-Khabar al-Yemeni meneruskan, “Pernyataan Ketua Dewan al-Alimi memperlihatkan bahwa tugas Dewan Pimpinan yang dibangun Arab Saudi hanyalah mengentas Riyadh yang terjebak dalam rawan Sanaa melalui perundingan.”
Menurut pengamatan para pakar, pernyataan, yang dikeluarkan al-Alimi tentang keamanan daerah maritim internasional yang bersamaan secara waktu dengan pernyataan Amerika tentang peningkatan pengawasan laut serta pengiriman militer baru di perairan Yaman dari Laut Merah hingga Samudera Hindia melewati Teluk Aden dan laut Makran, menunjukkan bahwa tugas Dewan Pimpinan Yaman hanya berputar pada upaya mencari dukungan untuk eksistensi militer beberapa negara dan Amerika di daerah paling strategis jalur kapal dan perairan sekitar Yaman.
Di awal pekan ini, Amerika mengklaim bahwa mereka akan menghabisi bajak laut dan melawan penyelundupan senjata di Laut Merah. Klaim ini sedikit menguak manuver terselubung bahwa mereka telah membentuk satu pasukan internasional, yang di lapangan bertugas untuk mengawasi atau lebih tepatnya, menghentikan kapal-kapal Yaman kemudian menambah tekanan terhadap bangsa Yaman melalui operasi tersebut. Di pihak lain, Antony Blinken, Menlu AS, di hari itu juga menegaskan bahwa Washington akan mengupayakan gencatan senjata di Yaman.
Brad Cooper, Komando Unit 5 Angkatan Laut AS, mengabarkan pembentukan koalisi baru Pentagon di Laut Merah yang terdiri dari 34 negara. Washington telah menguatkan diri karena berbagai masalah di perairan ini, termasuk urgenitas jalur Bab al-Mandeb yang dilewati 12% perdagangan dunia. Khususnya setelah terjadi perkembangan situasi internasional saat ini yang telah memuluskan jalan China untuk menambah hegemoninya di Kawasan.
Baca Juga : Ingkar Janji Tanpa Rasa Dosa, Hela Nafas Terakhir Genjatan Senjata
Menurut analisis para pengamat politik, target klaiman AS dalam intervensi di Laut Merah dan Teluk Aden adalah perang dengan bajak laut dan penyelundupan senjata. Akan tetapi faktanya, Washington berencana menghentikan kapal-kapal bahan bakar dan bahan makanan Sanaa demi menciptakan krisis kemanusiaan paling buruk di Yaman.
Berdasarkan fakta ini, maka target manuver yang dioperasikan pasca satu minggu pembentukan Dewan Pimpinan ala Riyadh yang diketuai Rashad al-Alimi ini adalah mengirim satu pesan ke Sanaa, “Berundinglah dengan Dewan Pimpinan baru, jika tidak, blokade Yaman akan semakin menghimpit.”