Purna Warta – Kesedihan melanda dunia pada hari Jumat ketika orang-orang turun ke jalan di berbagai kota dibanyak negara untuk memperingati Asyura untuk berduka atas peringatan kesyahidan Imam Husain as, Imam Syiah ketiga yang terhormat dan cucu Nabi Muhammad saw. Di beberapa negara seperti Irak, Hari Asyura diperingati pada hari Sabtu.
Imam Husain dan 72 sahabat setianya dibunuh oleh penguasa zalim Bani Umayyah 1.343 tahun yang lalu, saat mereka membela kebebasan dan keadilan. Keluarga Imam Husain kemudian ditawan dan diarak di Kufah dan Damaskus.
Baca Juga : Ini Faktor Ketidakmungkinan IRGC Melakukan Kudeta terhadap Pemerintahan Islam Iran
Mungkin upacara berkabung paling memilukan yang menandai Hari Asyura terjadi di Iran. Dengan kain hitam menyelimuti kota, orang-orang turun ke jalan untuk memperbaharui komitmen mereka terhadap risalah Imam Husain dalam berbagai bentuk. Ada yang memasak makanan dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan, ada yang memukuli dada, ada yang memukuli bagian belakang bahu dengan rantai ringan, dan ada yang hanya berdiri di pinggir dan mendengarkan eulogi sambil turut melarutkan diri dalam kesedihan menyaksikan prosesi berlangsung.
Jutaan Muslim dari seluruh dunia menemukan diri mereka di Karbala, Irak, di mana makam suci Imam Husain berada. Suhu yang mendidih di panas yang sedemikian terik tidak dapat menghentikan orang untuk pergi ke situs pemakaman Imam Husain, yang dianggap sebagai salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di dunia Islam setelah Makah. Ritual berkabung khusus juga dilakukan di kota di mana orang-orang melakukan peragaan ulang Pertempuran Karbala yang luar biasa untuk menunjukkan upaya Imam Husain dan rasa sakit dan penderitaan yang harus dia tanggung demi keadilan. Mereka yang menonton pertunjukan tersebut mengatakan melihat sekilas kesulitan Imam Husain sangat menyentuh hati mereka dan membuat mereka ingin menjadi orang yang lebih baik.
Di Asia Timur, Hari Asyura juga bukan hari untuk dilupakan. Umat Islam di Malaysia, Indonesia, Filipina, dan negara lain memiliki kebiasaan tersendiri dalam memperingati syahidnya Imam Husain. Sementara eulogi juga merupakan bagian besar dari upacara di sana.
Mungkin di Afrika, popularitas Islam yang berkembang pesat adalah yang paling nyata di Asyura. Bahkan orang Afrika non-Muslim terlihat menghadiri prosesi dan meneriakkan “Labbayk ya Husain” (Kami hadir, ya Husain).. Kisah perjalanan Karbala dan Imam Hussein begitu bergema sehingga bahkan mereka yang tidak memiliki agama tertentu atau beragama selain Islam pun dapat merasa betah di antara para pelayatnya.
Baca Juga : Kedutaan Besar Iran di Denmark Kecam Penodaan Al-Qur’an
Last but not least, Muslim tidak bisa duduk diam di negara-negara Barat meskipun kampanye anti-Islam baru-baru ini. Mereka mengadakan pawai besar-besaran di kota-kota seperti London, Toronto dan New York ketika mereka mencoba untuk menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya, yang sangat kontras dengan apa yang digambarkan oleh media Barat tentang agama tersebut. Setiap tahun pada Hari Asyura, ribuan non-Muslim yang tinggal di negara-negara Barat menumbuhkan minat pada Islam dan penasaran untuk mengetahui nilai-nilai orang-orang yang dengan tegas memperingati hari terpenting dalam kalender Islam bulan Muharram terlepas dari semua kesulitan-kesulitan yang telah ditimpakan kepada mereka.
Hari Asyura adalah saat jutaan orang dari semua lapisan masyarakat berkumpul untuk tujuan bersama. Mereka ingin menghidupkan kembali dan mengingat gerakan Imam Husain dan melakukan yang terbaik untuk semoga suatu hari nanti, hidup sesuai dengan warisannya.