AS Beri Turki Kebebasan Lebih di Timur Tengah

AS Beri Turki Kebebasan Lebih di Timur Tengah

Washington D.C., Purna Warta – Analis senior di institute Amerika, New Lines mengupas kebijakan Gedung Putih yang sekarang menormerduakan Timur Tengah dan memprediksikan bahwa AS akan memberikan kebebasan lebih kepada Turki demi mempertahankannya menjadi sekutu perang versus Rusia.

Para pakar dan analis politik sejak awal perang Rusia versus Ukraina mengamati efek serta dampak gerak militer ini di luar Benua Biru, Eropa.

Baca Juga : Kunjungan Joe Biden ke Korsel; Pesan Nuklir Korea Utara

Nicholas Heras, pakar dan analis senior di New Lines Institute memprediksikan bahwa AS akan memberikan kebebasan gerak lebih di Kawasan kepada Turki. Hal ini akan memberikan ruang kepada Ankara untuk menyerbu lebih keras wilayah Kurdi Irak.

Perang Ukraina, Ujian untuk Hegemoni AS-Rusia di Timur Tengah

Menurut laporan surat kabar Hawar, konflik di Barat Asia semakin memanas disebabkan invasi Rusia ke Ukraina. Dan di saat yang sama, media-media juga mencover kebijakan strategis AS untuk keluar dari Kawasan, yang menurut pandangan Leon Trotsky, seorang politikus Marksisme di Uni Soviet, “Kalian mungkin tidak menujukkan kecintaan kalian ke Timur Tengah, namun Timur Tengah cinta kalian.”

Para analis meyakini bahwa langkah militer Rusia di Ukraina merupakan ujian untuk hegemoni Amerika Serikat dan Rusia di Timteng. Dan sebagian lainnya menanyakan, AS telah mundur dan mengalami kegagalan di sana, tapi apakah Kawasan ini masih akan menjadi pusat dan kepentingan Washington?

Yang terjadi di Kiev berefek langsung di Timur Tengah. Dari sisi ekonomi, perang telah memperburuk Kawasan, khususnya Timteng yang sebelumnya telah menderita karena musim semi Arab yang hanya menumbuhkan dampak negatif.

Baca Juga : Kunjungan Presiden Iran ke Oman di Mata Para Analis Muskat

Keputusan Netral Negara-Negara Timteng

Dari segi politik, negara-negara di Barat Asia atau Timur Tengah lebih memutuskan kebijakan moderat dan netral antara Rusia dari satu sisi dan Ukraina plus Barat, dari segi lainnya. Hal ini dikarenakan politik netral Kawasan membuktikan rencana negara-negara tersebut untuk tidak ikut terjun di krisis Ukraina. Di saat yang sama, mereka juga tidak ingin menunjukkan ketidakpedulian dalam konflik AS-Rusia.

Banyak laporan yang menuliskan bahwa negara-negara Timur Tengah hanya ingin mengetahui berat timbangan di arah yang mana, Moskow atau Washington. Namun di sana sudah ada tanda-tanda negara yang tidak percaya pada AS, di mana mereka telah mencari opsi ekonomi dan militer di Rusia dan China.

Tutup mata atas perselisihan dalam negeri negara-negara Kawasan ini, banyak analis yang meyakini bahwa dampak militer Rusia di Ukraina telah mengungkap geo-strategi baru.

Baca Juga : Republik Islam Iran; Target Utama Terorisme Global

Upaya Negara-Negara Timteng untuk Menepikan Perselisihan

Dengan memperhatikan perhitungan ini, sekarang ada beberapa efek potensial di Kawasan yang sedang muncul. Negara-negara Asia Barat sejak terpilihnya Joe Biden sudah mulai mempersiapkan kartu-kartunya masing-masing. Mereka telah memulai perundingan untuk mengurangi tensi.

Dalam struktur inilah, Turki merencanakan pembangunan jembatan hubungan dengan Mesir, Emirat, Israel dan Arab Saudi. Ankara mulai berusaha menurunkan perseteruannya dengan negara-negara Arab Teluk Persia, Mesir bahkan Qatar. Begitu juga Arab Saudi dan Iran yang telah mempertontonkan serial perundingan di Bagdad, Irak.

Para analis dan pakar wilayah Barat Asia memprediksikan bahwa Washington ingin meredam konflik di Timur Tengah sehingga pukulan Rusia di Ukraina tidak berdampak negatif terhadap upaya-upaya Gedung Putih untuk menghabisi Moskow.

Namun yang terjadi adalah mayoritas kedaulatan Arab mengambil keputusan moderat dan lebih netral dalam merespon perang Ukraina. Hal ini menunjukkan penurunan hegemoni AS di Kawasan dan ketidakpuasan dunia Arab terhadap Washington, yang membuka kemungkinan partisipasi dalam resolusi nuklir.

Fakta-fakta ini membuktikan bahwa fokus AS berseberangan atau kontra dengan kepentingan pemerintah-pemerintah Arab Teluk Persia.

Baca Juga : Pemilu Lebanon; Aliran Uang Asing dan Jejak Intervensi AS-Saudi

Timur Tengah yang Dinomerduakan AS

Nicholas Heras dalam konferensinya dengan surat kabar Hawar menegaskan, “Perang Rusia di Ukraina telah mengenyampingkan dunia Arab di mata AS. Joe Biden puas dengan situasi Timteng sekarang dan dia fokus pada krisis Eropa dan Asia Tengah.”

Para analis menjelaskan akhir keputusan AS yang akan menyerahkan urusan Timteng ke negara-negara Arab Kawasan sebagai konsekuensi dari fokusnya akan kasus yang disebut mengancam keamanan nasionalnya.

Prediksi Perhitungan Strategi di Timteng

Heras menjelaskan, “Kekuatan-kekuatan di Timur Tengah, khususnya Israel dan UEA, akan memerankan peranan yang lebih aktif di masa depan Kawasan.”

Mengenai Iran dan Turki, Heras menambahkan, “Iran akan berupaya menstabilkan dan menguatkan kekuatannya di Kawasan… Turki adalah pihak paling untung dalam perang Ukraina, karena Washington sedang merencanakan hadiah kebebasan lebih kepada Ankara agar dia terus dalam barisan pasukan Pentagon versus Moskow.”

Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?

Gerak Bebas Turki di Irak dan Suriah

Sejak 17 April 2022, Turki mengoperasikan serangan luas di wilayah Kurdi atas kerja samanya dengan partai Demokrat Kurdi Irak.

Erdogan bahkan mengancam dirinya akan mengaktifkan serangan pendudukan baru di daerah utara dan timur Suriah.

Militer Ankara terus memborbardir wilayah utara Irak lewat udara atas nama melawan teroris PKK atau partai Buruh Kurdi.

Kataib Hizbullah, Muqawamah Irak, mengenai hal ini menyatakan, “Ankara beralasan memerangi partai Buruh Kurdi, sedangkan target utamanya adalah menguasai kekayaan gas dan minyak di utara Irak.”

Baca Juga : Eks Konsultan Trump: Setelah 41 Tahun Telaah, Saya Sadar Iran Menang

Selain itu, serangan pesawat tanpa awak Turki ke pemukiman imigran di utara Irak terus meluas. Arogansi ini juga telah mendapatkan respon dan kritik keras dari petinggi Irak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *