Tehran, Purna Warta – Amerika Serikat dilaporkan akan membangun sebuah pakta pertahanan antara Arab dan Israel untuk melawan Republik Islam Iran.
Reaksi itu muncul setelah seorang pejabat senior Amerika Serikat di Gedung Putih mengemukakan gagasannya untuk menyelesaikan sistem pertahanan udara di kawasan itu. John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional AS, secara eksplisit mengatakan kepada wartawan bahwa AS sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara di kawasan Asia Barat untuk mengintegrasikan pertahanan udara mereka.
Baca Juga : Iran Produksi Uranium 20 Persen Setelah Konfirmasi Kepada IAEA
“Secara bilateral kita berbicara dengan negara-negara di seluruh kawasan tentang kemampuan pertahanan udara secara khusus dan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu pertahanan mereka, kemudian mengeksplorasi gagasan untuk dapat mengintegrasikan semua pertahanan udara itu bersama-sama,” katanya.
Ini adalah komentar resmi pertama tentang rencana yang banyak diperdebatkan untuk mendorong pakta pertahanan antara Israel dan beberapa negara Arab, terutama Teluk Persia., untuk melawan Iran Sejak Gedung Putih mengumumkan kunjungan Presiden AS Joe Biden yang akan datang ke wilayah tersebut, telah ada lautan spekulasi mengenai kemungkinan aliansi melawan Iran yang terbentuk di kawasan ala NATO. Pernyataan Raja Yordania Abdullah II dalam hal ini semakin memperburuk spekulasi ini, meskipun Yordania kemudian menarik kembali posisinya.
Kunjungan Presiden Biden akan berlangsung dari 13-16 Juli tetapi kawasan itu sudah dipenuhi dengan rumor dan spekulasi tentang agendanya.
Baca Juga : Tehran Akan Capai Target Jika ‘Rencana Ancaman Musuh’ Diterapkan
Menurut pernyataan Gedung Putih, Biden akan membahas selama kunjungannya dugaan “ancaman dari Iran” dan “peningkatan integrasi Israel ke wilayah yang lebih besar,” di antara masalah lainnya. Di Arab Saudi, Biden akan berpartisipasi dalam KTT Dewan Kerjasama Teluk Persia yang juga akan dihadiri oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi, Raja Yordania Abdullah II, dan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.
Media Barat dan Israel telah mengangkat spekulasi tentang rencana AS untuk membentuk aliansi militer di wilayah tersebut. Komentar Kirby yang memberi substansi pada spekulasi ini.
Pernyataan tersebut mendorong Iran membuat reaksi terhadap gagasan AS tentang sistem pertahanan udara yang terintegrasi secara regional sebagai provokatif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan mengangkat masalah sistem itu adalah provokatif dan Republik Islam Iran menganggap pernyataan itu sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya dan juga keamanan regional.
Kanaani menjelaskan bahwa Iran menganggap rencana AS sebagai ancaman terhadap keamanannya.
Baca Juga : Media Arab: Erdogan – Bin Salman Bertransaksi Dengan Kasus Khashoggi
Dia mengatakan fakta bahwa AS mengangkat dan mengejar agenda seperti itu tanpa memahami dengan benar realitas kawasan dan hanya untuk satu tujuan yakni menuduh Iran sebagai ancaman dan menabur perpecahan di Kawasan, serta menunjukkan bahwa apa yang penting bagi Washington adalah kepentingan tidak sahnya sendiri dan menempatkan rezim Zionis tentang dukungan dan hal hidupnya.
Sistem terintegrasi yang dimaksud bertentangan dengan prinsip Iran yang menentang kehadiran militer asing di wilayah tersebut. Iran telah lama mengatakan penentangannya terhadap gagasan untuk membawa kekuatan asing dalam masalah keamanan negara-negara di kawasan itu. Sebaliknya, Iran mengatakan mendukung pengaturan keamanan intra-regional dengan partisipasi semua pemangku kepentingan regional. “Iran selalu menggarisbawahi perlunya dialog dan kerja sama regional untuk memastikan keamanan dan kepentingan bersama negara-negara kawasan tanpa campur tangan negara-negara ekstra-regional,” kata Kanaani.
Sistem pertahanan regional yang dijalankan oleh AS sangat bermasalah, dan agenda tersebut akan mengintegrasikan Israel, musuh bebuyutan Iran, ke dalam kawasan sambil mempromosikan Iranofobia. Kanaani menunjukkan bahwa upaya untuk menimbulkan masalah keamanan baru di kawasan hanya akan merusak keamanan bersama di kawasan itu dan melayani kepentingan keamanan rezim Zionis. Dia mengatakan seseorang tidak dapat menciptakan margin keamanan bagi rezim Zionis melalui penipuan dan promosi Iranofobia.
Baca Juga : Cina Temukan Kasus Substrain Omikron Baru BA.5.2.1