Purna Warta – Media-media Barat menganalisa keputusan Arab Saudi di OPEC Plus dalam pengurangan kapasitas produksi minyak dan memprediksikan bahwa ini bisa menyebabkan perselisihan hubungan Saudi-Emirat.
Araby21 mengutip analisa surat kabar Inggris, The Guardian dan Financial Times yang mengupas efek kebijakan universal OPEC Plus yang memutuskan mengurangi produksi minyak bumi. Surat kabar ini mengindikasikan kekelaman hubungan Saudi-Emirat karena keputusan ini.
“Dampak serta efek keputusan OPEC Plus untuk mengurangi produksi minyak dalam jumlah banyak akan terus berpengaruh di dunia dan Kawasan, satu hal yang bisa menciptakan perubahan dalam ranah hubungan internasional. Efek keputusan ini tidak akan terbatas pada relasi Saudi-Amerika, akan tetapi sepertinya juga akan menyambar relasi kerajaan sekutu abadinya, yaitu Emirat,” tulis surat kabar Inggris dikutip Araby21.
Menurut klaim Financial Times, “Emirat dan Irak tidak mengharapkan kontinuitas keputusan Arab Saudi dan Rusia untuk mengurangi produksi minyak, karena para wakil mereka meragukan keputusan ini di konferensi OPEC Plus.”
“Wakil Abu Dhabi saat tidak mampu menghentikan proses keputusan ini, akhirnya berupaya untuk mengundurnya, namun dia juga tidak berhasil,” tambah Financial Times melaporkan dengan mengutip dari banyak sumber.
Sumber lainnya kepada Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Uni Emirat Arab menolak pengurangan produksi minyak dan secara diam-diam menuntut pengunduran realisasi keputusan ini agar selaras dengan tuntutan AS. Mereka mengatakan bahwa di hari-hari terakhir mendekati konferensi 5 Oktober OPEC Plus di Wina, petinggi Emirat terus melakukan hubungan intens dengan sekutu Saudi dan Amerikanya. UEA berupaya menghadang keputusan ini.
Di akhir analisa media-media Barat ini dituliskan bahwa langkah-langkah Emirat telah meragukan hubungan Abu Dhabi dengan tetangga Teluk Persia-nya, yaitu Arab Saudi setelah bertahun-tahun kedua negara berpartisipasi bersama di banyak urusan regional, perang Yaman dan lainnya.