Purna Warta – Sayid Ebrahim Raisi Minggu (11/6) memulai safarinya ke Amerika Latin, dan setelah Venezuela akan bertolak ke Kuba dan Nikaragua. Kunjungan Presiden Raisi ke Venezuela digelar setahun setelah Presiden Venezuela, Nikolas Maduro berkunjung ke Tehran. Maduro Juni 2022 berkunjung ke Tehran dan bertemu dengan petinggi Republik Islam Iran termasuk Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatullah Khamenei.
Kunjungan Presiden Raisi ke Amerika Latin, khususnya ke Venezuela memiliki urgensitas tinggi. Kunjungan ini mengindikasikan keyakinan serius pemimpin pemerintah ke-13 Iran untuk mengembangkan hubungan dengan negara-negara yang selaras. Pengembangan hubungan dengan negara-negara tetangga, muslim, kawasan dan negara-negara selaras, merupakan strategi luar negeri terpenting pemerintahan Presiden Raisi, dan Venezuela termasuk negara yang selaras dan satu visi dengan Republik Islam Iran.
Baca Juga : Presiden Raisi: Iran Akan Terus Memajukan Industri Nuklir
Venezuela dan Iran menghadapi kebijakan permusuhan Amerika Serikat, dan selama beberapa tahun terakhir melakukan koordinasi untuk mematahkan kebijakan ini. Sara Falahi, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran terkait urgensi kunjungan Presiden Raisi ke Caracas mengatakan, Venezuela termasuk negara memiliki banyak kesamaan dengan Iran karena resistensinya melawan ketamakan Amerika Serikat, dan negara ini dianggap sebagai halaman belakang Amerika. Sementara Iran harus memperkuat hubungannya dengan negara ini.
Selain itu, Republik Islam Iran dan Venezuela selama beberapa tahunterakhir banyak mengambil langkah untuk memperluas hubungan ekonomi. Sebagaimana Iran yang memenuhi sebagian kebutuhan ekonomi Venezuela, Caracas juga memiliki kapasitas ekonomi yang besar, yang dapat dimanfaatkan oleh Republik Islam Iran.
Sekaitan dengan ini, kedua negara tercatat produsen terbesar minyak dan pemilik cadangan terbesar minyak di dunia, kerja sama mereka di bidang energi dapat diperluas. Dalam kunjungan tahun lalu Maduro ke Tehran, kapal tanker 113 ribu ton bikinan teknisi dan industri perkapalan Iran diserahkan kepada Venezuela, di mana hal ini merupakan contoh dari kapasitas dan kemampuan tinggi Iran dalam mengekspor jasa teknis.
Isu penting lain adalah kunjungan Presiden Raisi ke Venezuela merupakan kunjungan luar negerinya yang ke-13 kurang dari dua tahun dari jabatannya. Kunjungan diplomatik ini dan khususnya kunjungan ke Amerika Latin mengindikasikan bahwa dari satu sisi, Iran meski dalam kondisi disanksi, memiliki interaksi dan hubungan dengan banyak negara, serta mampu menghancurkan pembatasan yang dikenakan terhadap dirinya, serta menjalin hubungan secara normal dengan banyak negara, dan dari sisi lain, mengindikasikan gerakan negara-negara sekutu untuk melawan struksi unilateralisme global dan membentuk blok baru kekuatan di dunia.
Baca Juga : Sanggahan Terhadap Media Israel yang Memanipulasi Pernyataan Ayatullah Khamenei
Poin terakhir, kunjungan Presiden Raisi ke Venezuela digelar dengan tujuan menindaklanjuti kesepakatan tahun lalu. Selama kunjungan tahun lalu Maduro ke Tehran, kedua pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) 20 tahun. Setelah penandatanganan kesepakatan ini, Ayatullah Khamenei seraya menyambut kesepakatan dokumen kesepakatan 20 tahun Iran dan Venezuela mengatakan, “Keharusan dari kerja sama jangka panjang adalah menindaklanjuti kesepakatan dan menyelesaikannya.”