HomeAnalisaAntri Kota-Kota Eropa Putuskan Hubungan dengan Israel, Ada Apa?

Antri Kota-Kota Eropa Putuskan Hubungan dengan Israel, Ada Apa?

Purna Warta Fenomena pemutusan hubungan antara kota-kota di Eropa dengan Israel masih berlanjut. Terbaru, keputusan ini diambil salah satu kota terbesar di Belgia, Liege.

Pada Senin (24/4) malam, dewan kota Liege memberikan suara pada mosi yang diajukan oleh Partai Buruh Belgia (paling kiri) yang bertujuan untuk mengakhiri semua hubungan yang ada atau yang akan datang antara kota itu dengan Israel.

“Hubungan antara Liege dan Israel akan diakhiri selama negara ini tidak menghormati hukum internasional dan hak-hak Palestina,” lapor kantor berita RTBF, dikutip Times of Israel.

Sebagai kota, Liege tidak memiliki hubungan dengan Israel. Keputusan tersebut lebih ditujukan untuk menunjukkan pendapatnya tentang masalah Palestina. Pemungutan suara di Liege ini pun disambut baik oleh Asosiasi Belgia-Palestina. Mereka berharap bahwa kota-kota lain di negara itu dan wilayah Eropa lainnya akan mengambil langkah serupa terhadap Israel.

Manuver kecaman terhadap Israel juga diambil oleh Pemerintah Kota Oslo, Norwegia. Sejak 2019, dewan kota berupaya untuk memboikot setiap barang yang diproduksi Israel di wilayah pendudukannya atas Palestina.

“Orang-orang Palestina telah hidup di bawah pendudukan ilegal selama lebih dari 50 tahun. Merupakan tanggung jawab global bersama untuk berkontribusi pada perdamaian abadi dan kebebasan rakyat Palestina,” ujar salah seorang politisi kiri, Sunniva Holmås Eidsvoll.

Partai Liberal dan pusat, MR dan Les Engages juga memberikan suara mendukung Palestina dan menentang pendudukan oleh Israel.

“Mosi itu memperkenalkan larangan sementara terhadap semua hubungan dengan negara Israel dan institusi yang terlibat sampai otoritas Israel mengakhiri pelanggaran sistematis terhadap rakyat Palestina,” bunyi laporan Le Soir, dikutip dari The Brussels Times.

Asosiasi Palestina Belgia (ABP) pun merespons dengan baik gerakan tersebut.

“Keputusan bersejarah di Belgia ini terinspirasi oleh perlawanan non-kekerasan selama beberapa dekade oleh warga Palestina untuk kemerdekaan, keadilan dan kesetaraan,” bunyi pernyataan ABP.

“Kami berharap keputusan Kota Liege akan menginspirasi semua komunitas di Belgia, Eropa dan seluruh dunia agar tak membantu atau menolong rezim apartheid,” tambahnya.

Kota Liege, yang berada di sebelah timur Belgia, tak memiliki hubungan formal dengan Israel atau dengan Kedutaan Besar Israel di Brussels.  Namun, langkah itu menghalangi kemungkinan hubungan di masa depan. Meski begitu, gerakan itu dipandang bersifat simbolis.

Kedubes Israel di Belgia dengan cepat mengecam langkah yang dilakukan Dewan Kota Liege.

“Sangat disayangkan melihat apa yang pasukan radikal lakukan, lewat kebohongan, untuk mempengaruhi Dewan Kota Liege sehingga mengambil keputusan yang begitu jauh dari kenyataan dan merugikan kepentingan ekonomi Liege, Israel, dan Palestina sendiri,” kata Dubes Israel Idit Rosenzweig-Abu.

Dua tahun lalu, Liege telah meloloskan mosi yang bertujuan mengecualikan bisnis apa pun terkait dengan negara Zionis itu dari kontrak kota. Namun, kota ini mempertahankan hubungan dengan perusahaan seperti perusahaan asuransi Belfius atau bank BNP Paribas, yang keduanya masuk daftar hitam oleh upaya boikot global.

Selain itu, Februari lalu, Pemerintah Kota Barcelona di Spanyol memutuskan untuk membekukan hubungannya dengan Israel. Wali Kota Barcelona, Ada Colau, menyebut pembekuan ini dikarenakan tindakan Israel yang telah melakukan pelanggaran sistematis terhadap hak asasi rakyat di wilayah Palestina.

“Saya telah memutuskan untuk sementara menangguhkan hubungan dengan negara Israel dan dengan institusi resmi negara itu – termasuk perjanjian kembar dengan Dewan Kota Tel Aviv – sampai otoritas Israel mengakhiri sistem pelanggaran terhadap rakyat Palestina,” ujar politisi sayap kiri itu, dikutip Al Jazeera.

Colau memaparkan bahwa pembekuan ini telah dikomunikasikan dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. Ia juga menambahkan keputusan ini diambil setelah 100 kelompok dan lebih dari 4.000 penduduk menandatangani permintaan untuk memutuskan hubungan dengan Israel.

Organisasi untuk Keadilan Global, sebuah federasi lebih dari 100 LSM, mendesak Barcelona untuk mengakhiri hubungan kota kembar dengan Tel Aviv setelah serangan udara di Gaza pada Mei 2021. “Federasi menyerukan upaya untuk ditingkatkan serta kontak dengan kelompok masyarakat sipil lokal untuk mengurangi kekerasan, melindungi dan membela hak asasi manusia dan untuk mengakhiri pendudukan,” tulis lembaga itu.

Manuver ini pun mendapatkan tanggapan dari Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, mengutuk tindakan itu dan menyebutnya bertentangan dengan keinginan rakyat di Kota Catalan itu.

“Pernyataan walikota Barcelona tentang penangguhan hubungan dengan negara Israel dan dengan kota Tel Aviv adalah keputusan yang disesalkan yang sepenuhnya bertentangan dengan pendapat mayoritas warga Barcelona dan perwakilan mereka di dewan kota,” cuitnya di Twitter.

Federasi Komunitas Yahudi Spanyol juga ikut mengecam tindakan tersebut, Mereka bahkan menganggap pembekuan ini sebagai langkah yang anti semit atau kebencian terhadap Yahudi.

“(Israel) adalah satu-satunya negara Yahudi di dunia. Oleh karena itu, menurut pendapat kami, keputusan ini tidak ada hubungannya dengan politik atau dengan hak asasi manusia atau dengan perdamaian. (langkah) ini punya nama, dan disebut anti-Semitisme yang canggih,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here