Purna Warta – Salah satu institut Amerika Serikat mengupas kekuatan Angkatan Udara dan Luar Angkasa Pentagon untuk tahun depan, 2022. Mereka memprediksikan bahwa kesiapan AU AS telah melemah.
Dalam catatannya di Air Force Magazine, Abraham Mahshie menuliskan bahwa The Heritage Foundation menganalisa kemampuan dan kapasitas Angkatan Udara AS. Kesiapan umum AU menurun melemah.
Laporan tersebut menyertakan informasi tingkat rendah kesiapan Angkatan Udara dengan jumlah jam penerbangan menengah, 130 jam penerbangan pertahun dan investasi kurang di bidang pesawat anti-radar generasi ke-5. Dan Angkatan Udara Amerika-pun disimpulkan lemah dalam laporan ini.
Dakota Wood, analis senior institute Heritage ini, menyatakan, “Di Angkatan Udara, kami sudah kebingungan akan strategi investasi. AU ingin modal lebih untuk pengembangan, sedangkan mereka tidak memiliki kapasitas cukup untuk menggantikan unit-unit lama.”
Saat ini, umur unit-unit AU di sekitar 31 tahunan. AU memiliki kapasitas 86% kebutuhan pelaksanaan dua operasi penting di Kawasan dan kemampuan mereka sangatlah terbatas untuk mendaratkan pesawat tempur dengan cepat dan melakukan pemboman di wilayah krisis secara singkat.
Laporan tersebut juga berisikan tentang informasi kekurangan 1925 pilot dan jumlah jam terbang yang sangat rendah. Hal ini tak luput dari dampak pandemi Corona. Menurut analisa mereka.
John Venable, mantan pilot AU AS, mengkritik kebijakan Washington dalam investasi di jet tempur generasi ke-5. Dia menyatakan bahwa China dan Rusia tidak takut dengan sistem operasi generasi ke-4. Mereka hanya takut pada F-35.
“Angkatan Luar Angkasa Amerika juga tidak mampu memenuhi kebutuhan operasi sekarang ini. Sistem radar Lockheed Martin yang tertanam di pulau Marshall yang mulai aktif sejak 2020, hanya terbarukan setiap 26 jam sekali dan itu hanya mengamati benda-benda,” tambahnya.