Anak-Anak Gaza; Korban Utama Kejahatan Rezim Israel

Anak-Anak Gaza; Korban Utama Kejahatan Rezim Israel

Purna Warta –  Menyusul kejahatan di Gaza, rezim Israel mengebom sekolah al-Fakhoura di kamp Jabalia untuk kedua kalinya, yang menewaskan sedikitnya 200 orang, sebagian besar adalah anak-anak.

Berdasarkan semua laporan mengenai korban jiwa dan cedera yang dipublikasikan di Gaza, anak-anak adalah korban utama kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel.

Baca Juga : Layanan Kesehatan di Gaza Dilaporkan telah Runtuh Sepenuhnya

Melihat statistik membuktikan fakta bahwa anak-anak Palestina adalah korban utama agresi Israel. Lebih dari 12 ribu 300 orang menjadi martir akibat serangan rezim Zionis, dimana lebih dari 5 ribu anak-anak termasuk di antara mereka yang menjadi martir, yang berarti 42 persen dari para martir tersebut adalah anak-anak.

Selain itu, lebih dari 30.000 orang terluka, 70% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. 3.750 orang hilang, 1.800 di antaranya adalah anak-anak.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan bahwa setiap 10 menit, satu anak meninggal di Gaza dan 2 anak terluka. Selain itu, puluhan bayi prematur juga terancam meninggal akibat kekurangan bahan bakar di rumah sakit. Israel terus membantai anak-anak dengan dalih palsu

Poin pentingnya adalah rezim Israel sengaja menyasar sekolah-sekolah di Gaza. Dalam waktu kurang dari 24 jam, 3 sekolah telah dibom. Jumat malam lalu, tentara Zionis menargetkan sekolah al-Falah di selatan Jalur Gaza. Pada hari Sabtu, sekolah al-Fakhoura di Gaza utara menjadi sasaran, yang mengakibatkan sedikitnya 200 orang syahid, banyak di antaranya adalah anak-anak.

Bersamaan dengan sekolah al-Fakhoura, sekolah Tal al-Zaatar di Gaza utara juga dibom. Peristiwa ini membuktikan bahwa rezim Israel tidak mencapai tujuannya dengan menargetkan rumah sakit dan pusat kesehatan di Gaza, dan tidak ada tanda-tanda adanya tahanan Israel atau terowongan Hamas di bawah rumah sakit tersebut. Kini rezim Israel menjadikan sekolah sebagai sasaran serangannya. Isu penting lainnya adalah serangan yang disengaja terhadap sekolah al-Fakhoure di kamp Jabalia dilakukan dalam kondisi sekolah tersebut berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Badan PBB ini juga mengumumkan bahwa mereka memberikan informasi kepada sekolah-sekolah dan pusat-pusat pengungsi setiap hari agar mereka aman dari serangan. Annan Abu Hosneh, juru bicara UNRWA di Jalur Gaza, pekan lalu mengumumkan bahwa 50 sekolah yang berafiliasi dengan badan ini dibom.

Baca Juga : 4.000 Warga Palestina Ditahan Israel di Tepi Barat Sejak 7 Oktober

Kekurangan bahan bakar dan pemboman yang tiada henti membahayakan nyawa anak-anak Selain anak-anak Palestina yang menjadi korban utama kejahatan Israel, banyak juga anak-anak yang selamat yang kehilangan orang tua dan anggota keluarganya akibat perang ini. Banyak dari mereka yang terserang penyakit dan tidak dapat berobat karena berbagai alasan, termasuk penutupan pusat kesehatan akibat pengeboman dan kekurangan bahan bakar.

Tidak diragukan lagi, bahkan jika perang melawan Gaza berakhir sekarang, jumlah anak-anak yang menjadi martir akan meningkat pesat. Pada saat yang sama, komunitas internasional masih hanya menjadi pengamat, dan karena dukungan komprehensif dari Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan Jerman kepada rezim Zionis, maka secara praktis mustahil untuk mengambil tindakan terhadap rezim Israel dan menghentikan pembunuhan bayi. .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *