Purna Warta – Salah satu surat kabar ternama Amerika Serikat menganalisa situasi mencekam dalam negeri AS dan menulis bahwa Washington sekarang mencontohkan bagaimana demokrasi merenggut nyawa.
Di awal analisa, CNN mengutip pernyataan Jubir Kementerian Luar Negeri AS pada hari Sabtu, 15/1, mengenai Pemilu Uganda.
Morgan Ortagus, Jubir Kemenlu AS, mengatakan mengenai kericuhan di Pemilu Uganda, “Kami ingin semua pihak menolak segala macam kekerasan dan manipulasi alat-alat hukum untuk mengadu.”
“Pernyataan Jubir Kemenlu AS adalah pernyataan tidak etik pasca upaya Donald Trump mencuri Pemilu… Sumber etos Amerika telah terdistorsi.”
Media Amerika ini juga membahas upaya-upaya Joe Biden meyakinkan dunia akan kembalinya Amerika ke situasi awal dan menuliskan, “Namun upaya kembali ini tidak semudah memencet tombol. Mayoritas sekutu Amerika tidak yakin jika trumpisme telah berakhir.”
Armin Lashcet, beberapa saat setelah terpilih memimpin partai penguas Jerman (CDU), mengatakan, “Kepercayaan adalah satu hal yang akan menuntut kami untuk meneruskan jalan. Dan kepercayaan adalah satu hal yang telah mati di Amerika. Satu pemimpin yang memusatkan sebuah masyarakat ke satu poros, perpecahan dan pembohongan sistematis telah membunuh kepercayan dan stabilitas.”
CNN menambahkan, “Para petinggi pemerintah, yang menganggap Amerika sebagai teladan kebebasan, menyebut Amerika sebagai lampu lalu lintas dalam negeri mereka. (Tapi) sekarang Amerika telah menjadi negara yang mendemonstrasikan bagaimana demokrasi menghembuskan nafas terakhirnya.”
Baca juga: Cina: Amerika Serikat Harus Kembali ke JCPOA Sesegera Mungkin Tanpa Prasyarat