Damaskus, Purna Warta – Zionis, yang sejak awal kejatuhan pemerintahan Suriah telah menunjukkan niat mereka untuk menghancurkan kemampuan militer negara itu dan memperluas pendudukan atas wilayahnya, kini menggunakan alasan-alasan palsu seperti “pertahanan preventif” untuk membenarkan ekspansi pendudukan mereka di Suriah.
Segera setelah kejatuhan pemerintah Suriah, rezim Zionis mengungkapkan tujuan agresif dan pendudukannya terhadap negara itu. Mereka menghancurkan kemampuan militer Suriah dalam waktu seminggu melalui serangan udara besar-besaran, dan mulai memperluas pendudukan di wilayah tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, banyak indikasi yang mengungkapkan proyek berbahaya Israel terhadap Suriah telah muncul.
Apa yang Dilakukan Zionis di Suriah?
Kemarin (29/12), surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan yang mengungkapkan kekhawatiran atas kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Israel di Suriah.
Media tersebut melaporkan bahwa intelijen Israel telah mendeteksi niat beberapa kelompok untuk mendekati Dataran Tinggi Golan dengan tujuan menyerang pasukan Israel. Dalam sebuah artikel, analis terkemuka Israel, “Yoav Zitun,” menyebut peringatan seorang perwira militer Israel di front utara, yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, pasukan Israel dapat terkena serangan mendadak berupa roket atau rudal anti-tank di kawasan Golan, yang menyebabkan kematian tentara mereka.
Perwira Israel yang tidak disebutkan namanya itu menambahkan bahwa situasi akan semakin memburuk. Ia juga mengakui bahwa tidak ada justifikasi untuk kehadiran militer Israel di Suriah, karena tidak ada ancaman nyata terhadap mereka di negara tersebut. Menurutnya, operasi yang dilakukan pasukan Israel di Suriah saat ini tidak bernilai strategis.
Proyek Berbahaya Israel di Suriah
Surat kabar Yedioth Ahronoth juga melaporkan bahwa warga Suriah telah melakukan demonstrasi menentang pendudukan Israel di beberapa wilayah Suriah. Dalam konteks ini, militer Israel dilaporkan sedang mengumpulkan senjata dari warga Suriah di Golan dan wilayah lainnya, serta mempersiapkan penguatan kontrol atas Gunung Hermon (Jabal al-Sheikh) di sisi Suriah.
Selain itu, laporan-laporan sebelumnya juga mengungkapkan bahwa Israel berencana melucuti senjata warga Suriah dan mengumpulkan persenjataan militer negara tersebut, termasuk tank-tank tua, rudal anti-tank baru, amunisi, serta peluncur roket.
Pakar militer Israel mengklaim bahwa operasi militer mereka di Suriah adalah bagian dari “pertahanan preventif.” Mereka berpendapat bahwa situasi ini akan terus berlangsung hingga Suriah mencapai stabilitas dan memiliki kekuatan terorganisir yang mampu mengontrol perbatasannya untuk mencegah masuknya teroris.
Namun, media Ibrani seperti Yedioth Ahronoth juga melaporkan bahwa Israel telah memulai proyek logistik besar di Gunung Hermon, yang mencakup pembangunan beberapa markas dan infrastruktur militer di wilayah yang baru diduduki di Suriah selatan.
Rencana Pendudukan Jangka Panjang
Pernyataan para pejabat Israel, termasuk Menteri Pertahanan “Israel Katz,” yang menyebutkan rencana keberadaan Israel di Gunung Hermon hingga akhir musim dingin, menunjukkan bahwa mereka sedang merancang proyek berbahaya untuk memperluas pendudukan di Suriah. Kondisi ini terjadi di tengah ketiadaan kekuatan yang mampu melawan agresi Israel di negara tersebut. Sementara itu, sikap pemerintah transisi Suriah tampaknya menunjukkan kelemahan mereka dalam menghadapi konspirasi dan serangan dari Zionis.