Al-Qaeda & ISIS di Yaman; Awal Mula Hingga Aliansi dengan Saudi

yaman

Purna Warta – Komisi keamanan dan pertahanan Dewan Perwakilan Yaman melaporkan dalam salah satu dokumennya mengenai awal mula dan pengaruh dua kelompok teroris, ISIS dan al-Qaeda serta peran mereka dalam perang Yaman di sisi koalisi Saudi-Amerika.

Dikutip dari 26 Sept, dalam salah satu laporannya dijelaskan bahwa orang-orang, yang setelahnya mendirikan partai al-Islah pimpinan Abdul Majeed al-Zindani, bersama beberapa pihak lainnya menanam unsur-unsur al-Qaeda di dekade 80-an dengan kerjasamanya dengan Osama bin Laden dan dukungan Saudi.

Dengan menembus universitas-universitas dan pusat-pusat, yang beristilahkan ilmiah, mereka berhasil menciptakan satu tentara paralel yang kesemua anggotanya memiliki ideologi takfiri. Fakta ini terlihat jelas dalam perang 1994.

Pusat-pusat pendidikan al-Islah berubah menjadi universitas al-Iman di Yaman, yang terbukti jelas tindak-tanduk mereka dalam mendukung militan dan elemen-elemen terlatih al-Qaeda pasca revolusi 21 September, bahkan mereka membangun pusat kepemimpinan di ibukota.

Berdasarkan dokumen komisi keamanan dan pertahanan ini, tentara al-Qaeda adalah para lulusan universitas al-Iman, yang terjun langsung dalam perang segi-enam melawan Saada. Antara tahun 2011 hingga 2014, al-Qaeda mengaksikan teror yang berjumlah lebih dari 1000 operasi. Mereka meneror 264 pakar politik, militer, universitas dan media.

“Ali Mohsen, si pengkhianat, adalah pejabat pertama yang mendukung kelompok-kelompok takfiri. Pelariannya bersama Abdul Majeed al-Zindani telah menjadi latar belakang dan bukti keruntuhan sarang utama mereka di provinsi al-Bayda,” lapor 26 Sept mengutip data komisi keamanan dan pertahanan Yaman.

Al-Qaeda bersama ISIS telah menjadi budak koalisi perang Yaman sejak hari awal agresi Saudi. Bertahun-tahun mereka perangi militer dan komite kerakyatan Yaman bersama pasukan pendudukan. Senjata-senjata made in Barat mereka pegang dengan kuat membasmi perlawanan rakyat Yaman.

Komisi keamanan dan pertahanan Yaman dalam laporannya meneruskan, “Antara aliansi Saudi-Amerika, kelompok teroris al-Qaeda dan ISIS di Hadramaut tahun 2015, di Abyan tahun 2016 dan Sabwa tahun 2018, telah terjalin kerjasama. Mereka berhasil mengambil alih provinsi-provinsi ini berkat kerjasama tersebut. Unsur-unsur kelompok teroris ini juga memikat kelompok al-Jays al-Watani (Tentara Nasional) dan al-Hizam al-Amni (Sabuk Keamanan).”

Hingga sekarang, partai al-Islah, al-Qaeda dan ISIS bersama-sama mempertahankan ideologi takfiri di Ma’rib, karena provinsi ini adalah markas terakhir mereka. Kemarahan Amerika dan para sekutunya atas pembebasan Ma’rib telah memperlihatkan dukungan serta setir Gedung Putih atas elemen-elemen takfiri. Ini merupakan bukti bahwa secara mendasar kelompok ini adalah ciptaan Amerika yang bertujuan mendukung kepentingan Washington.

Semenjak tahun 2015 hingga 2020, al-Qaeda dan ISIS telah melakukan 327 operasi melawan militer dan komite kerakyatan serta pihak-pihak nasionalis Yaman lainnya.

Agen keamanan dan intel Yaman telah memaparkan hasil pemantauan tentang peningkatan koordinasi aktifitas kelompok-kelompok takfiri. Mereka telah mengajukan satu usulan kepada departemen-departemen pendidikan tinggi agar mereka kembali menganalisa metode-metode penguatan identitas Islam dan menghancurkan ideologi takfiri yang telah mengakar dalam beberapa dekade karena pengaruh al-Islah bersama para budak bayarannya.

Mohamed al-Aidaroos, Ketua Dewan Transisi Selatan Yaman (dukungan Emirat), mengucapkan terima kasihnya atas laporan dalam dokumen agen intel dan keamanan yang telah membongkar peran al-Qaeda dan ISIS di samping koalisi Saudi.

Abdul Qader al-Shami, Wakil Ketua Agen Keamanan dan Intelijensi Yaman, menegaskan bahwa kelompok takfiri dibangun oleh Amerika dan sudah ada strategi keamanan yang besar untuk melawan mereka. Yaman akan terus memerangi dan mencabut akar mereka dari Yaman.

Beberapa bulan yang lalu, kantor ideologi militer bersenjata Yaman telah membongkar dokumen baru yang menulis tentang intervensi militer Pentagon dan markas-markas militer mereka di Yaman, bahkan memuat kerjasama pemerintah Ali Abdullah Saleh, mantan Presiden Yaman, dengan intel Amerika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *