70 Tahun Bertahan: Warga Palestina Takkan Pernah Meninggalkan Sahara Negev

70 Tahun Bertahan: Warga Palestina Takkan Pernah Meninggalkan Sahara Negev

Purna Warta – Padang sahara Negev, terletak di daerah selatan Palestina Pendudukan, di mana untuk kesekian kalinya kembali menyaksikan aksi perusakan Zionis. Penduduknya tidak pernah berhenti bertahan dan terus melawan upaya Israel untuk mengusir mereka dari tanah nenek moyang.

Pada hari Rabu (12/1) dan Kamis (13/1) kemarin desa-desa di sekitaran padang pasir atau sahara Naqab atau Negev kembali menjadi tempat pertarungan pasukan Israel dengan penduduk setempat. Sudah 70 tahun lebih, para warga mendapatkan tekanan dan supresi upaya pendudukan agar mereka keluar dari tanah nenek moyang.

Baca Juga : Petinggi Senior Zionis Terkejut Mendengar Adanya Spionase Jaringan Iran

Sejak hari Rabu kemarin, petugas keamanan Zionis memasuki dua desa di Negev, yaitu al-Atrash dan al-Sawa dengan buldoser dan mesin berat dengan alasan penebangan pohon. Akan tetapi mereka melakukan perusakan dan pemerataan desa yang lebih mirip dengan kemah-kemah. Sedangkan pihak warga berdiri tegap melawan. Sebelumnya, di wilayah ini terjadi bentrokan antara warga dan pihak keamanan Zionis hingga melukai 22 sipil, bahkan terjadi penangkapan setidaknya 20 warga.

Upaya pengusiran penduduk sahara Negev sudah dimulai puluhan tahun lalu dan terakhir rezim Zionis mengeluarkan hukum ilegal puluhan desa. Akan tetapi penduduk desa di Negev menegaskan bahwa mereka telah membangun tempat tinggal sebelum kedatangan Yahudi Zionis. Setelah itu, terjadilah aksi pengusiran dan imigrasi paksa penduduk yang meningkat hingga beberapa kali lipat. Namun penduduk desa di Negev selalu membangun kembali pemukiman setiap pasukan Israel bersama mesin raksasanya meninggalkan Negev.

Salah satu desa memiliki nama al-Araqib. Desa ini ditinggali oleh 80 warga Palestina dalam bentuk 22 keluarga. Dulu di awal perusakan tahun 2010, ratusan warga keluar terpaksa dan hanya tinggal 80 orang yang bersikeras menetap, dan di tahun-tahun akhir ini, mereka menjadi simbol perlawanan bangsa Palestina di tanah nenek moyang. Dilaporkan bahwa hingga detik ini, ada sekitar 90 upaya perusakan desa ini, namun desa kembali berdiri.

Di padang sahara Negev, ada 40 desa lebih. Dan rezim sudah mengupayakan pemerataan desa dengan tanah sejak tahun 1951 dan pengusiran paksa penduduknya.

Baca Juga : Riwayat Relasi Saudi-Israel: Dari Sekutu Hingga Satu Hati

Pada tahun 2019, petinggi Israel mengungkapkan program imigrasi paksa puluhan ribu warga Naqab. Sumber warta Israel menuliskan bahwa petinggi rezim Zionis ingin menyelesaikan program tersebut dalam 4 tahun.

Uri Ariel, Menteri Pertanian Israel kala itu, mengajukan proposal kepada PM Benjamin Netanyahu yang berisikan pengusiran paksa 36 ribu penduduk sahara Negev yang berada dalam wilayah pendudukan 1948. Mereka dipaksa imigrasi ke daerah yang ditentukan oleh rezim.

Proyek atau program tersebut juga berisikan pembangunan proyek jalan Israel di daerah Naqab yang dikenal dengan jalan no.6. Akan ada 5 ribu penduduk Palestina yang akan berimigrasi paksa ke desa-desa Tel Sheva, Abu Talul dan Umm Batin.

5 ribu lagi akan terusir ke desa Abu Qrenat dan Wadi al-Niam. Pengusiran dimaksudkan untuk membangun satu pabrik di daerah Palestina Pendudukan. 15 ribu penduduk lainnya juga akan diusir paksa dengan alasan pembangunan proyek trans listrik pusat.

Baca Juga : The Economist: Sebagian Warga Saudi Impikan Sosok Imam Khomeini

Satu proyek lagi yang tercantum dalam program ini adalah proyek pertambangan fosfat, yang akan dibangun di dekat desa tempat tinggal warga Palestina. Proyek ini akan menyingkirkan 11 ribu penduduk. Semua penduduk wilayah Arad juga akan diusir dengan alasan wilayah militer Zionis.

Rezim Zionis beralasan bahwa kehadiran penduduk sipil adalah ilegal di desa-desa tersebut. Karena desa-desa itu dibangun pasca perang Arab-Israel tahun 1948 dan setelah pendudukan Israel di daerah-daerah tersebut. Selama dekade terakhir, Israel juga tidak menyediakan fasilitas air dan listrik ke desa-desa tersebut.

Dengan program imigrasi paksa penduduk desa di atas, maka pendudukan Israel akan melebar sekitar 260 kilometer persegi.

Gerakan-gerakan Muqawamah Palestina merespon langsung aksi Israel di sahara Naqab. Mereka mengecam aksi perusakan dan pengusiran penduduk sipil. Mereka menyebut upaya tersebut dengan upaya pembersihan etnis oleh tangan kotor rezim Zionis.

Baca Juga : Program Rudal Saudi, Bayi Prematur di Tengah Persaingan Dunia

Komite-komite Muqawamah Palestina menegaskan pembelaan mereka atas penduduk Negev dan daerah Palestina lainnya dan menyatakan bahwa mereka akan terus berperang untuk menghadapi aksi kolonialisme Israel dalam pengusiran penduduk asli regional sampai mereka tunduk dalam menghadapi perlawanan bangsa Palestina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *