Purna Warta – Joe Biden, Presiden Amerika Serikat, jatuh tiga kali ketika menaiki tangga pesawat terbang no.1 AS. Kini banyak yang menanyakan keselamatan sang Pemimpin Gedung Putih.
Joe Biden adalah Presiden AS yang sudah berumur 78 tahun. Dia termasuk Presiden AS paling tua dalam sejarah Gedung Putih. Meskipun berhasil meraih tangga tertinggi pesawat, namun tanda-tanda keselamatan sang Presiden menjadi pertanyaan setelah sempat terjatuh.
Pada bulan November 2020 lalu, kaki Presiden Joe Biden terkilir saat bermain dengan anjing kesayangannya. Presiden terpaksa menggunakan perban khusus ortopedi.
Setelah insiden dengan hewan peliharaan tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa untuk menjaga kesehatan tubuhnya, dia mengayuh sepeda stasioner. Di sebagian besar situasi, untuk menunjukkan kesehatan tubuhnya ke khalayak, sang Presiden banyak melakukan lari kecil di depan audien.
Namun demikian, hal-hal ini tidak bisa menutupi kesehatan tubuh dan mental sang Presiden yang mulai terganggu.
Pada hari Kamis, 18/3, Presiden Joe Biden lupa dan menyebut Wakilnya, Kamala Harris dengan Presiden Amerika Serikat. Dan sebelumnya juga, Kepala Gedung Putih tersebut luput memanggil nama istrinya dengan nama saudarinya.
Dalam wawancara dengan media NBC News, Joe Biden juga salah mengganti kalimat suami Kamala Harris dengan perempuan. Dan dalam acara televisi, Presiden Washington tersebut salah ucap nama kecil Donald Trump dengan George.
Satu peristiwa yang menjadi senjata Donald Trump dalam kampanye adalah kesalahan Joe Biden mengucapkan persaingan (Pemilu) kepresidenan dengan persaingan Senat. Donald Trump mengejek habis lawannya dan mengatakan, “Bahkan dia tidak sadar untuk status apa dia bersaing.”
Saat kritik kebijakan Donald Trump tentang penanggulangan pandemi Corona, Joe Biden menyatakan, “Hingga akhir pidatonya ini, jumlah korban virus ini di AS akan mencapai 200 juta.” Jumlah yang disebut ini ribuan kali lebih tinggi dari realita.
Dalam orasinya tentang jumlah prajurit yang tewas dalam konflik Irak dan Afganistan, Joe Biden salah ucap menyebut Iran, “Militer Amerika yang meninggal di Iran dan Afganistan hingga hari ini mencapai angka 6000 orang, 6923 orang. Bukan (masalah) 6900 hingga 6923, karena setiap dari malaikat ini telah meninggalkan keluarga dan masyarakat.”
Peleset lidah dan sebutan oleh Presiden Amerika Serikat ini bisa ditelusuri semenjak awal kampanye hingga menjadi subjek pembahasan panas Pemilu kala itu.
Pada hari Kamis, 18/3, salah satu pejabat Rusia mengklaim bahwa Presiden Biden terjangkit demensia. Meskipun ini adalah balasan mereka terhadap tudingan Presiden AS yang menyebut Presiden Rusia pembunuh.
Sementara di Amerika sendiri, para Legislator Republik menyebut Presiden Joe Biden mengalami gejala penurunan daya ingat karena usia.
Salah satu surat kabar Inggris, Telegraph, setelah menyebar video, dalam satu laporannya mengabarkan, keterangan terakhir kedokteran Joe Biden menandakan tidak adanya kerusakan sel saraf dalam sistem saraf pusat.
Akan tetapi insiden-insiden ini telah meragukan kesehatan tubuh dan ingat sang Presiden. Hingga hasil survei menunjukkan bahwa separuh warga Amerika khawatir akan penurunan kesehatan tubuh-mental Joe Biden dan efeknya terhadap kelanjutan pemerintahan.
Hegen, salah seorang Direktur klinik psikiatri di rumah sakit Levy Sandberg, Oslo, Norwegia, menuturkan satu persatu masalah Joe Biden, dari umpatan, peleset, lupa dan sikap keras.
Hegen menjelaskan sebelum Pemilu kemarin, “Jelas bahwa mungkin saya salah dalam meneliti. Namun saya yakin bahwa dia (Joe Biden) sepertinya sangat dipengaruhi oleh demensia. Kini masih ada banyak kesempatan hingga Pemilu kepresidenan. Jika kesehatannya tambah memburuk dalam 2-3 bulan ini, apa yang akan terjadi?”.
Baca juga: Politik Joe Biden-Donald Trump Sama, Tunduk ke Tuan