Purna Warta – China-US Focus dalam salah satu catatannya menjelaskan bahwa Negeri Tirai Bambu dan Para Mullah telah menandatangani perjanjian 25 tahun bernama kerjasama strategis komprehensif Iran-China.
Hingga saat ini, partikular perjanjian belum menjadi konsumsi umum, namun rancangan universal perjanijian mampu menarik perhatian. Dikatakan bahwa China mengajukan investasi 400 miliar dolar dalam 25 tahun ke depan di Iran. Jumlah ini 8 kali lipat lebih besar dari besaran investasi dalam jenjang waktu satu dekade China di Iran.
2 Metode Kalkulasi Kesuksesan Kesepakatan
Balance kekuatan di Barat Asia tidak akan berubah dalam satu malam. Meskipun ada indikasi bahwa China tidak akan melepas para pesaing regional Iran. Namun politik seperti ini bisa mengentas ekonomi Iran secara signifikan.
Nasib akhir kesepakatan jangka panjang ini bisa diidentifikasi melalui dua metode: (Pertama) Keteguhan China dalam janji meski menghadapi tekanan internasional dan (kedua) kemampuan Negeri Para Mullah melawan keraguan dalam negeri tentang perjanjian dengan Negeri Tirai Bambu ini.
Apa Butir Perjanjian Negeri Tirai Bambu dengan Para Mullah?
Laporan-laporan tentang kesepakatan ini menjadi sorotan mata dunia, terkhusus tentang butir pasal isi perjanjian. Bukan pertikular, namun acara umum kesepakatan bisa dikupas dari draf dokumen yang dicantumkan pada pertengahan tahun 2020.
Surat kabar Amerika, New York Times mengkalkulasi 100 proyek yang mungkin dilaksanakan dalam draf. Termasuk pembangunan bandara, metro, rel kereta, (pengembangan) 3 wilayah bebas Iran, investasi dalam produksi emas hitam, gas alami, bantuan pengembangan internet 5G.
Di saat itu pula, satu media lain mengklaim bahwa 280 miliar dolar dikhususkan untuk pembangunan di bidang minyak, gas, petrokimia dan sisanya, 120 miliar dolar khusus bagian infrastruktur. Akan tetapi pemerintah Iran menepis laporan tersebut.
Menakar Nilai dalam Perjanjian Iran-China
Dalam kelanjutan analisanya, China-US Focus menjelaskan bahwa jika kami ingin memahami dampak dari kesepakatan ini, kami terpaksa menakar modal.
“Apakah nilai 400 miliar dolar mencakup pembelian minyak dan gas China atau hanya isyarat akan satu investasi baru?,” tanya China-US Focus.
Jelas bahwa persoalan kedua lebih penting dari pertama. Seandainya terbukti bahwa laporan-laporan sebelumnya benar adanya, maka resolusi ini memperlihatkan satu peningkatan investasi serius China di Iran. Bagian terbesar dari nilai investasi tersebut fokus dalam masalah pengembangan rekonstruksi, infrastruktur dan produksi barang berat. Semua bidang yang sedikit banyak China mahir di dalamnya.
Proyek ini memiliki tingkat koefisian besar. Mereka menuntut peningkatan kerjasama dalam rekonstruksi, jaminan fasilitas terkait dan produksi bahan pembangunan. (Seperti perusahaan semen dan besi) seberapa besar mereka andil dalam ekonomi Iran?
Pada tahun 2010 hingga 2020, China hanya menginveskan 18.6 miliar dolar di Iran, sedangkan di negara pesaing Tehran, seperti Saudi dan Emirat, Beijing menyuntikkan investasi sebesar 30 miliar dolar.
Investasi 400 miliar dolar dalam 25 tahun setingkat dengan 3.5 persen dari pendapatan produksi domestik bruto (GDP) Iran dalam setiap tahunnya. Sejak sekarang, untuk Iran, ini berartikan peningkatan besar. Pintu masuk investasi langsung asing dimungkinkan akan mencapai 0.5% dari pendapatan GDP.
Ini adalah pukulan serius terhadap rezim pemuja sanksi internasional pimpinan Amerika. Sebagai tambahan, ini adalah sinyal efek potensial kerjasama Iran dan China.
Upaya Amerika Untuk Lebih Menekan
Dampak internasional kesepakatan seperti ini sangatlah jelas. Amerika tegas-tegas menambah tekanan kepada Iran dan China di segala lini. Refleksi pemerintah Washington dalam memanfaatkan taktik tekanan maksimum ide Donald Trump sebagai senjata dalam menekan kedua negara adalah bukti akan harapan Negeri Paman Sam untuk mengembalikan situasi seperti semula.
Iran telah mengirim sinyal akan kebutuhan pasar minyak dan investasi untuk pengembangan ekonominya, dan China adalah negara yang tepat untuk masalah ini. Beijing sangat bergantung pada sumber energi. Menyorot pajak barang China yang diberlakukan pemerintahan Joe Biden dan tekanan bisnis, maka China tidak mungkin mengundur kesempatan. Dengan senang hati, Beijing akan menyuntikkan hegemoninya di iran dari pada di negara sebelah yang memiliki kerjasama militer dengan Amerika.
Namun, menurut analisa China-US Focus, ancaman resolusi ini berada di dalam Iran. Pemerintah Tehran harus mampu membangun keseimbangan atau balance antara upaya pencarian sekutu pendukung finansial serta teman ekonomi menghadapi ombak penolakan dalam negeri dan ketakutan yang muncul dari politik (internasional) bebas negeri Para Mullah.
Seandainya resolusi impian ini mengejewantah di alam nyata, maka relasi Iran-China akan meningkat tajam. Tehran akan mendapatkan banyak keuntungan, karena harga yang diusulkan Beijing akan meningkatkan pula investasi asing Iran.
China memiliki banyak harapan akan kesepakatan ini, karena Iran bisa menjadi penjamin pasti kebutuhan energi Beijing dan pondasi pemupukan hegemoni jangka panjangnya di wilayah Barat Asia.