Purna Warta – Beberapa koresponden politik di Yaman mengabarkan sengitnya agresi militer di medan pertempuran selatan Abyan, timur Aden serta adu senjata antara pihak konflik dan sinambung perebutan kekuasaan.
Perang di wilayah selatan Yaman antara sekutu Arab Saudi (pemerintah Mansur Hadi) dengan sekutu Emirat (Dewan Transisi Selatan) terus memanas demi menancapkan kekuasaan dan hegemoni.
Surat kabar al-Arab, cetakan London, mengutip dari sumber di Dewan Transisi Selatan dukungan Emirat, dan mengabarkan tewasnya 5 prajurit Dewan Transisi di medan At Tariyah, termasuk dua Jenderal kawakan mereka.
“Orang-orang ini tewas dalam serangan pesawat tanpa awak Turki ke markas-markas Dewan Transisi Selatan,” tegas koresponden politik di Dewan Transisi Selatan kepada al-Arab.
Sebelumnya, Mohammed al-Naqib, Jubir Dewan Transisi Selatan Yaman, juga menyatakan bahwa markas-markas Dewan Transisi di wilayah Abyan diserang pesawat tanpa awak.
Jubir Mohammed menunjuk pemerintahan Abdrabbuh Mansur Hadi di belakang agresi dan mewanti-wanti balasan militer Dewan Transisi. Meskipun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa dua Jenderal itu tewas dalam adu senjata artileri.
Sementara di pihak pemerintah Abdrabbuh Mansur Hadi dilaporkan bahwa mereka segera mengumumkan pembentukan pemerintahan baru berdasarkan resolusi Riyadh. Abdrabbuh Mansur Hadi menemui Khalid bin Salman, Wakil Menhan Saudi, pada hari Kamis, dalam konferensi mengenai hal ini. Jadi bisa diprediksikan bahwa serangan ini adalah langkah penghalang perwujudan pemerintahan baru di bawah upaya realisasi resolusi Riyadh.
Resolusi Riyadh adalah resolusi junjungan Arab Saudi demi mengakhiri konflik kekuasaan dalam Yaman antara pemerintah Abdrabbuh Mansur Hadi dengan Dewan Transisi Selatan. Namun bukan hanya konflik yang belum mereda, tapi pertumpahan darah bersaudara semakin memanas.
Aidarus al-Zoubaidi, Ketua Dewan Transisi Selatan Yaman dukungan Emirat, menyebut prajurit yang meninggal dalam serangan ini dengan shahid dan mengucapkan bela sungkawa kepada semua keluarga korban. “Mereka tewas karena tugas kenegaraan.”
Mansour Saleh, Wakil Ketua Kantor Informasi Dewan Transisi Selatan Yaman, dalam wawancaranya dengan al-Arab menjelaskan, “Mengincar dua Jenderal dalam serangan di medan At Tariyah adalah satu aksi militer yang berbahaya. Militan Ikhwani menggunakan drone atau pesawat tanpa awak modern Turki, yang sebelumnya belum pernah mereka operasikan. Jenis pesawat tanpa awak tersebut berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya.”
Perang kekuasaan antara sekutu Emirat dan Saudi di Yaman masih terus bersinambung. Saudi memaksakan diri untuk merealisasikan resolusi Riyadh demi menancapkan hegemoninya di selatan Yaman, sedangkan pihak-pihak konflik tidak memiliki niat untuk berhenti.
Site Yaman, 26sep.net beberapa waktu lalu melaporkan pengoperasian sejumlah pesawat tanpa awak Turki di sepanjang medan konflik provinsi Abyan.
26sep.net menyebut Turki sebagai pemain baru dalam peta perang selatan Yaman dan menulis, “Perseteruan Turki, Saudi dan Emirat di segala medan Libya, Qatar dan Mediterania telah mencapai puncaknya, khususnya pasca kasus Jamal Khashoggi. Sekarang Yaman menjadi medan baru untuk Turki untuk menjadikannya kunci tekanan atas Saudi.”
Di lain pihak ada laporan yang menyebut pertemuan Menlu Saudi dan Turki akan membuka visi persekutuan baru menyongsong arah politik pemimpin baru Amerika Serikat. Dengan demikian, maka Yaman juga bisa diprediksi menjadi medan persekongkolan melawan Emirat.
Baca juga: Keberadaan Kelompok Teroris Pro Turki Baru di Suriah Telah Diumumkan