Zionis: Kantor Perwakilan Israel Akan Segera Didirikan di Arab Saudi

saudi israel

Al-Quds, Purna Warta – Seorang ahli Zionis terkemuka memperkirakan bahwa Tel Aviv akan segera membuka misi diplomatik di Riyadh, dan mengklaim bahwa pertemuan antara Netanyahu dan bin Salman belum mencapai kesepakatan normalisasi hubungan secara formal.

Yoni ben Menachem, seorang orientalis dan ahli dunia Arab di media Zionis, melihat bahwa pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman adalah  untuk menghadapi Iran dan mencegah Joe Biden kembali ke kesepakatan nuklir dengan Iran.

Menurut situs Arab 21, Yoni bin Menachem mengklaim bahwa pertemuan hari Minggu adalah babak baru dalam hubungan antara Tel Aviv dan Riyadh, dan bahwa pertemuan rahasia ini harus dilihat dalam konteks beberapa tujuan yang lebih penting, dan kebetulan pula bahwa pertemuan ini bertepatan dengan akan lengsernya Donald Trump dari kepresidenan dan Joe Biden dijadwalkan akan memasuki Gedung Putih.

Pakar Zionis, yang juga memiliki latar belakang dalam dinas intelijen rezim Israel dan menikmati hubungan baik dengan lingkungan keamanan dan militer Zionis, menambahkan: “Pertemuan rahasia ini hanyalah bagian dari hubungan militer-keamanan jangka panjang antara Israel dan Arab Saudi. Walaupun di satu sisi Arab Saudi tidak terlalu berharap untuk menandatangani perjanjian formal dengan Israel, tetapi sekarang mereka sedang bersama-sama untuk membentuk aliansi antara negara-negara Teluk Arab dan Israel.”

Dia menggambarkan bahwa strategi Saudi denan kunjungan Israel ini ditujukan untuk mengirim pesan kepada Iran dan Joe Biden, dan hal ini berarti bahwa Zionis dan Saudi berada dalam harmoni yang baik.

“Ada potensi besar untuk hubungan formal antara Tel Aviv dan Riyadh saat ini, tetapi selama Raja Saudi Salman bin Abdulaziz masih hidup, akan sulit untuk meresmikan hubungan antara kedua belah pihak, tetapi langkah lain sangatlah mungkin; Seperti pembukaan kantor perwakilan atau kantor advokasi di Tel Aviv dan Riyadh, yang bisa dilihat sebagai tahap perantaraan untuk memasuki hubungan formal.” katanya.

Pakar Zionis itu juga mengatakan bahwa beberapa kalangan mengatakan bahwa salah satu tujuan pertemuan itu adalah untuk meredakan kekhawatiran Saudi tentang kekuasaan Joe Biden, karena Biden akan mengubah strategi hubungan AS dengan Arab Saudi yang terjadi selama era Trump. Presiden terpilih AS itu mengatakan selama kampanyenya bahwa ia bermaksud untuk meninjau kembali hubungan dengan rezim Riyadh atas pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi, dan mengkritik kebijakan Trump terhadap Saudi serta mengenai penjualan senjata yang meluas kepada Saudi.

Dia juga mencatat kekhawatiran Mohammad bin Salman tentang kemungkinan Joe Biden kembali pada kesepakatan nuklir dengan Iran, dan mengatakan bahwa Saudi melihat Iran sebagai ancaman bagi keberadaan mereka dan percaya bahwa kembalinya AS ke IAEA hanya akan memperkuat Iran saja. Jadi kemungkinan masalah lain yang diharapkan akan diangkat pada pertemuan baru-baru ini adalah untuk membahas penerapan sanksi maksimum terhadap Iran selama Trump berada di Gedung Putih, dan untuk menyulitkan Biden kembali pada kesepakatan nuklir dengan Iran.

Yoni bin Menachem menyimpulkan dengan mengatakan bahwa dinas intelijen Saudi telah memperingatkan Joe Biden mengenai rencananya kembali ke kesepakatan JCPOA  dan mencabut sanksi terhadap Iran, dia pun mengklaim bahwa kesepakatan nuklir tidak akan menghalangi tindakan dan aksi Iran di wilayah tersebut.

Sumber media Zionis melaporkan pada hari Senin pagi (23 November) bahwa Benjamin Netanyahu dan Mohammad bin Salman bertemu di Arab Saudi. Pertemuan tersebut dipublikasikan secara luas oleh media Israel untuk pertama kalinya dan dikonfirmasi oleh Menteri Pendidikan Israel.

Baca juga: Apa Saja yang Dibicarakan MBS dan Netanyahu di Riyadh?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *