Teheran, Purna Warta – Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis Mohammad Javad Zarif mengatakan Bernegosiasi dengan Amerika Serikat tidak akan menyelesaikan masalah Republik Islam; sebaliknya, solusinya terletak pada pencabutan sanksi anti-Iran.
Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran secara aktif bekerja untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi hubungan Republik Islam dengan Tiongkok, Afrika, Rusia, dan negara-negara tetangga.
Zarif menyatakan skeptisisme bahwa siapa pun di pemerintahan Iran memiliki harapan pada AS, menekankan bahwa otoritas Iran fokus pada penghapusan hambatan.
Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah mengeluarkan dekrit keagamaan yang melarang produksi dan penggunaan bom atom, kata Wapres. Zarif menegaskan kembali komitmen Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, menyerukan AS untuk mencabut sanksi dan menghentikan tindakan yang merugikan kepentingan nasional Iran.
Mengenai sikap pemerintahan ke-14 terhadap Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF), Zarif mengatakan bahwa otoritas Iran saat ini sedang membahas Konvensi Palermo dan Konvensi Terorisme. Ia mengkritik mereka yang mengklaim bahwa isu-isu tersebut tidak menghambat pertukaran internasional negara tersebut, yang menunjukkan bahwa mereka kurang memahami situasi secara menyeluruh.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh FATF berdampak pada hubungan Iran, seraya menambahkan bahwa sanksi dan peraturan FATF menghambat interaksi Iran dengan negara-negara lain.
Menurut pejabat tersebut, Iran sedang menerapkan peraturan yang mengharuskan bank dan entitas lain untuk mencegah pencucian uang, yang sering dikaitkan dengan kegiatan ilegal seperti perdagangan narkoba dan manusia.
Zarif mengatakan bahwa ia dijadwalkan mengunjungi Irak untuk mengambil bagian dalam sebuah seminar pada Rabu sore, menyusul undangan resmi dari Ammar Hakim, pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak.