Damaskus, Purna Warta – Turki mengambil langkah penting dalam memperkuat dan menormalisasi hubungan ekonomi dengan Suriah dengan memberlakukan peraturan dan regulasi baru.
Menurut laporan jaringan TRT, Kementerian Perdagangan Turki pada hari Selasa mengumumkan bahwa peraturan ini menggantikan kebijakan lama yang lebih ketat terkait dengan pemerintahan sebelumnya di Suriah dan menandai fase baru dalam kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Dalam pernyataan kementerian tersebut disebutkan bahwa regulasi ini mulai berlaku pada 8 Februari dan bertujuan untuk mengurangi pembatasan ekspor, transit, serta impor, sehingga aturan perdagangan dengan Suriah akan disamakan dengan negara-negara lain.
Berdasarkan regulasi baru, pembatasan ekspor dan pengiriman barang transit ke Suriah melalui bea cukai Turki telah dicabut.
Barang-barang ekspor dari Turki ke Suriah kini akan diproses dengan ketentuan yang sama seperti negara-negara lain.
Selain itu, proses transit untuk barang yang diekspor dari Suriah ke negara ketiga juga telah dibebaskan —kecuali untuk limbah logam— guna memperlancar arus perdagangan melintasi perbatasan.
Impor dari Suriah juga telah dinormalisasi. Barang-barang yang sebelumnya dibatasi kini tunduk pada protokol standar bea cukai dan keamanan Turki.
Pemerintah Suriah pada hari Selasa mengumumkan bahwa Turki telah mencabut larangan masuknya barang-barang Suriah ke pasar Turki.
Maazen Aloush, Direktur Hubungan Masyarakat di Direktorat Umum Perlintasan Darat dan Laut Suriah, mengatakan bahwa pertemuan dan negosiasi dengan Kementerian Perdagangan Turki telah menghasilkan pencabutan pembatasan ekspor barang Suriah ke pasar Turki. Turki juga menyetujui penggunaan wilayahnya untuk melanjutkan ekspor transit barang Suriah ke negara lain.
Sebelumnya, Turki telah membuka kembali kedutaannya di Damaskus.
Turki menutup kedutaan besarnya di Damaskus pada 26 Maret 2012 sebagai protes terhadap apa yang disebutnya sebagai “penindasan brutal terhadap demonstran Suriah,” serta memulangkan staf kedutaan dan keluarga mereka ke Turki.
Kelompok oposisi bersenjata di Suriah, sejak dini hari 27 November 2024, melancarkan operasi di barat laut, barat, dan barat daya Aleppo dengan tujuan menggulingkan Bashar al-Assad. Setelah 11 hari pertempuran, pada hari Minggu, mereka mengumumkan bahwa mereka telah menguasai Damaskus dan bahwa Bashar al-Assad telah meninggalkan negara tersebut.