Teheran, Purna Warta – Diplomat senior dari Iran dan Kuwait mempertimbangkan rencana untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara tetangga di berbagai bidang. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan mitranya dari Kuwait Abdullah Ali Al-Yahya mengadakan negosiasi di sela-sela sidang ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sidang 2025 Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa pada hari Senin.
Baca juga: Iran Kritik Standar Ganda Barat tentang Hak Asasi Manusia
Dalam pertemuan tersebut, kedua diplomat tinggi tersebut membahas status hubungan bilateral dan mengadakan konsultasi mengenai perkembangan regional dan internasional serta kerja sama timbal balik untuk menghadapi tantangan dan kekhawatiran di tingkat regional.
Mengacu pada kebijakan mendasar Republik Islam Iran untuk memperluas hubungan dengan negara-negara tetangga dan regional, Araqchi menekankan kesiapan Iran untuk memperkuat interaksi dengan Kuwait di semua bidang yang menjadi kepentingan bersama.
Menteri luar negeri Iran juga mengutuk berlanjutnya kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Ia menggambarkan rencana AS untuk relokasi paksa rakyat Gaza sebagai kelanjutan dari genosida rezim pendudukan.
Araqchi mengatakan pertemuan menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam mendatang akan menjadi kesempatan penting bagi dunia Muslim untuk bersatu melawan konspirasi kolonial untuk menghapus Palestina. Sementara itu, Menteri luar negeri Kuwait menggarisbawahi pentingnya memperkuat hubungan bilateral antara Kuwait dan Iran dan mengatakan negaranya siap untuk memperluas hubungan di semua bidang yang menjadi kepentingan bersama.
Baca juga: Ayatollah Khamenei Memuji Tafsir Tasnim sebagai Sumber Kebanggaan bagi Muslim Syiah
Al-Yahya menggambarkan rencana untuk menggusur rakyat Gaza sebagai sesuatu yang sama sekali tidak dapat diterima.
Menunjuk pada pertemuan Liga Arab mendatang untuk membahas masalah ini, ia menghargai upaya Iran untuk menyelenggarakan pertemuan menteri luar negeri OKI pada awal Maret.