Tehran, Purna Warta – Pada bulan Juni, inflasi tahunan di negara-negara zona euro mencapai lebih dari 8,6%, melebihi 8,1% yang tercatat di bulan Mei, dengan harga energi meningkat 41,9%.
Harga minyak telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, sebagian karena meredanya pandemi virus corona dan perang di Ukraina. Hal ini menyebabkan harga produk minyak bumi naik secara luar biasa di dunia internasional, terutama di negara-negara yang menggunakan euro dalam transaksinya.
Baca Juga : Iran: Pasar Minyak Global Butuh Peningkatan Pasokan Iran
Para pemimpin Uni Eropa juga telah memutuskan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak Rusia seminimal mungkin pada akhir tahun 2022. Para pemimpin blok 27 negara bertekad untuk mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar Rusia karena keterlibatan negara itu dalam perang dengan Ukraina, membawa tekanan inflasi yang kuat di Eropa.
Di sisi lain, Rusia sebagai tanggapan telah menghentikan pasokan gas alam ke beberapa negara Eropa, antara lain Jerman, Italia, Austria, Prancis, dan Bulgaria.
“Yang penting, embargo minyak dan tekanan pasokan gas yang berlangsung selama bulan Juni telah menyebabkan harga energi melonjak,” ekonom senior zona euro ING Bank, Bert Colijn yang menulis dalam sebuah komentar.
Baca Juga : Raisi Ancam Barat Karena Tuduhan tak Berdasar Terkait Perjanjian Nuklir Iran
Amerika Serikat juga sangat terpukul oleh inflasi
Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, mengatakan awal bulan lalu bahwa RUU pengeluaran yang diusulkan Presiden Joe Biden dapat membantu menurunkan biaya bagi warga, termasuk untuk obat resep dan inisiatif energi bersih.
“Kami saat ini menghadapi tantangan ekonomi makro, termasuk tingkat inflasi yang tidak dapat diterima serta hambatan yang terkait dengan gangguan yang disebabkan oleh efek pandemi pada rantai pasokan, dan efek gangguan sisi pasokan terhadap pasar minyak dan makanan akibat perang Rusia di Ukraina, ” ucap Yellen.
Baca Juga : Irak Siap Mediasi Iran dan Arab Saudi
Biden menggambarkan memerangi inflasi sebagai “prioritas domestik utamanya,” sementara Gedung Putih dengan panik mencari solusi.