Teheran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menekankan bahwa pembelian barang-barang konsumsi dalam negeri harus menjadi budaya untuk mendukung pekerja dan industri Iran.
Pada kesempatan Pekan Kerja dan Buruh, sejumlah pekerja dari seluruh negeri bertemu dengan Ayatollah Khamenei di Imam Khomeini Hussainiyah, Teheran, pada hari Sabtu.
Dalam sambutannya di pertemuan tersebut, Ayatollah Khamenei menekankan hubungan penting antara martabat buruh dan masa depan bangsa, dengan menggambarkan pekerjaan sebagai pilar yang menopang kehidupan manusia dan masyarakat.
Pemimpin juga mengalihkan perhatian pada kekejaman yang sedang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza. Mengacu pada sikap diam yang memekakkan telinga dari beberapa kekuatan dunia, Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza dan Palestina bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan.
Pemimpin tersebut memperingatkan bahwa kebijakan global yang bias sengaja digunakan untuk mengesampingkan perjuangan Palestina dan mengaburkan urgensinya di benak masyarakat, dengan menegaskan, “Ada kebijakan bias yang digunakan di dunia saat ini terhadap negara-negara dalam upaya membuat orang melupakan isu-isu yang terkait dengan Palestina. Negara-negara Muslim tidak boleh membiarkan rumor, berbagai pembicaraan, dan isu-isu baru mengalihkan pikiran dari Masalah Palestina.”
Ayatollah Khamenei menggambarkan sikap global yang tegas terhadap tidak hanya rezim Zionis, tetapi juga terhadap para pendukungnya yang terkenal sebagai hal yang penting, dengan menyatakan, “Seluruh dunia harus berdiri teguh melawan para pendukung rezim Zionis. AS mendukung rezim Zionis dalam arti kata yang sebenarnya.”
Ia lebih lanjut menekankan bahwa rakyat Gaza dan Palestina tidak hanya menghadapi pendudukan Zionis, khamenei.ir melaporkan.
“Realitanya adalah bahwa rakyat Palestina dan Gaza yang tertindas tidak hanya menghadapi rezim Zionis, tetapi juga AS dan Inggris. Alih-alih menghentikan pembunuhan dan penghancuran, mereka justru memberdayakan dan mendukung rezim kriminal dengan mengirimkan senjata dan peralatan,” kata Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Menggarisbawahi perlunya kewaspadaan yang tak kenal lelah, Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan bahwa beberapa slogan, pernyataan, dan insiden sementara tidak boleh menyebabkan masalah Palestina dilupakan. “Pikiran rakyat tidak boleh teralihkan dari Palestina.”
“Dengan pertolongan Tuhan, Palestina pada akhirnya akan menang atas para perampas kekuasaan Zionis. Kekuasaan sementara kekuatan-kekuatan kepalsuan akan musnah,” kata Ayatollah Khamenei.
Ia menyerukan kepada umat beriman untuk tetap berharap dan teguh, menekankan bahwa akan tiba saatnya ketika rakyat Iran dan semua negara yang beriman akan menyaksikan kemenangan Palestina atas para penjajahnya.
Di bagian lain pidatonya, Ayatollah Khamenei menyoroti nilai kemanusiaan dan spiritual yang mendalam dari kerja keras. Menggambarkan pekerja sebagai kekuatan vital dalam masyarakat, Ayatollah Khamenei menyatakan bahwa pekerja harus menyadari nilai mereka.
“Mencari nafkah melalui cara yang halal, tanpa eksploitasi, parasitisme, atau merampas kekayaan orang lain, dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memproduksi barang dan jasa, adalah dua karakteristik manusia yang berharga,” imbuh Pemimpin, seraya menekankan bahwa di mata Tuhan, pekerjaan seperti itu adalah perbuatan yang saleh.
Ayatollah Khamenei lebih lanjut menjelaskan bahwa kerja bukan sekadar kebutuhan ekonomi, tetapi pilar yang menjadi sandaran kelangsungan dan fungsionalitas kehidupan manusia. “Kerja adalah pilar utama kehidupan manusia dan kelangsungannya. Tanpanya, kehidupan menjadi lumpuh. Meskipun sains dan modal memainkan peran penting, pekerjalah yang menghidupkan modal dan memungkinkan kemajuan.”
Menanggapi slogan tahun ini, “Investasi untuk Produksi,” Pemimpin menekankan bahwa tidak ada investasi finansial yang dapat berhasil tanpa adanya kemauan dan kemampuan pekerja.
“Investasi finansial, tanpa tekad dan kapasitas pekerja, tidak akan menghasilkan apa-apa. Inilah tepatnya mengapa musuh-musuh bangsa, termasuk musuh-musuh Republik Islam, sejak awal Revolusi berusaha untuk mencegah dan memprovokasi kelas pekerja agar tidak berpartisipasi dalam kemajuan Republik Islam.”
Mengacu pada upaya-upaya masa lalu dan masa kini untuk menebar keresahan di kalangan pekerja, ia mengenang, “Pada masa-masa awal Revolusi, elemen-elemen komunis mencoba menghentikan produksi. Motivasi yang sama masih ada hingga saat ini. Namun, dulu dan sekarang, para pekerja kita telah berdiri teguh dan memukul para agitator itu dengan pukulan keras di mulut.”
Menyoroti perlunya melindungi martabat dan keamanan pekerja, Ayatollah Khamenei membahas perlunya keamanan kerja dengan mengatakan bahwa untuk menjaga aset yang sangat berharga seperti pekerja, semua sektor harus memenuhi tanggung jawab mereka. “Seorang pekerja harus tahu bahwa pekerjaannya aman, sehingga ia dapat merencanakan hidupnya dengan percaya diri dan tidak merasa bahwa masa depannya bergantung pada keinginan orang lain.”
Pemimpin Besar juga menggarisbawahi pentingnya menumbuhkan budaya tempat kerja yang sehat. Menolak gagasan Marxis tentang kontradiksi yang melekat antara pekerja dan majikan, ia menjelaskan, “Menurut filsafat Marxis, tempat kerja adalah tempat konflik, dan pekerja harus menjadi musuh pemilik pabrik. Dengan gagasan yang salah arah ini, mereka menghambat diri mereka sendiri dan dunia selama beberapa dekade. Sebaliknya, Islam memandang tempat kerja sebagai tempat aliansi, kerja sama, dan sinergi. Dalam ruang seperti itu, kedua belah pihak harus bekerja dengan tulus untuk memajukan tujuan produksi.”