Jakarta, Purna Warta – Kemajuan teknologi terus membuka wawasan baru tentang kebenaran ilmiah dalam Al-Qur’an, terutama dengan berkembangnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa Al-Qur’an tetap menjadi pedoman utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan di era modern. Hal ini semakin memperkuat kedudukannya sebagai kitab suci yang relevan sepanjang zaman.
“Al-Qur’an tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Al-Qur’an juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI,” ujar Nasaruddin Umar, dalam keterangan persnya, Selasa (18/3/2025).
Salah satu contoh menarik dari perkembangan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh William Brown. Dalam temuannya, dedaunan yang mengeluarkan getaran, ketika direkam menggunakan AI, menghasilkan pola bertuliskan “Allah.”
“Temuan ini semakin menguatkan keyakinan bahwa seluruh alam semesta bertasbih kepada Allah sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an,” kata Nasaruddin Umar.
Menag juga menyoroti pentingnya menjaga harmoni dengan lingkungan. Dalam konsep ekoteologi Islam, seluruh alam semesta dianggap sebagai saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.
“Tidak ada benda mati di dunia ini. Semuanya bertasbih kepada-Nya,” tutur Nasaruddin Umar.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya spirit cinta kasih dalam Al-Qur’an sebagai landasan dalam membangun kerukunan umat. Menurutnya, mayoritas Asmaul Husna yang disebutkan dalam Al-Qur’an mencerminkan sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
“Jika seluruh ayat Al-Qur’an diringkas menjadi satu kata, maka kata tersebut adalah cinta. Karena itu, Islam seharusnya diperkenalkan dengan kelembutan dan penuh kasih sayang,” tegasnya.