Lumajang, Purnawarta – Pasir dari Gunung Semeru mengalir tanpa air viral di media sosial. Peristiwa ini membuat masyarakat merasa keanehan.
Dilansir wartawan, Jumat (16/12/2022), video beredar menunjukkan aliran pasir tanpa air dan disebut berasal dari Gunung Semeru. Warga bahkan menyebut fenomena ini sebagai tanda kiamat.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno membenarkan terjadinya fenomena itu di Lumajang.
“Menurut informasi dari Agen Bencana Jatim Kabupaten Lumajang, kejadian itu memang benar terjadi,” ujar Satriyo dimintai konfirmasi detikJatim, Kamis (15/12/2022).
Satriyo menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi Kamis sore sekitar pukul 15.00 WIB di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
“Kejadian tersebut terjadi di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Candipuro sekitar pukul 15.00 WIB,” ujarnya.
Namun BPBD menyebut fenomena itu sebenarnya hal yang biasa. Dia mengatakan bahwa bagi masyarakat setempat aliran pasir seperti itu sudah biasa terjadi.
“Kejadian tersebut memang sudah biasa terjadi dikarenakan lokasi tersebut memang jalur dari lahar (Semeru),” katanya.
Sayangnya, Satriyo tidak memberi penjelasan lebih detail soal fenomena pasir yang bisa mengalir tanpa adanya air sebagaimana narasi di video itu.
Viralnya video fenomena pasir mengalir tanpa air itu terjadi di tengah banjir lahar hujan atau banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Banjir lahar dingin dari Semeru itu mengaliri sejumlah daerah aliran sungai (DAS) seperti Kali Lanang dan Besuk Kobokan di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Akibat banjir lahar dingin yang bertemu endapan material vulkanik sisa erupsi Semeru yang masih panas, letusan sekunder terjadi di sepanjang jalur aliran lahar itu.
Letusan sekunder itu menimbulkan asap pekat yang membubung meski tak sampai berdampak ke pemukiman warga karena lokasinya yang cukup jauh.
“Telah terjadi banjir lahar gunung Semeru di Sejumlah DAS. Di antaranya di Besuk Kobokan dan Kali Lanang. Material erupsi yang masih ada mengakibatkan letusan sekunder,” ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo kepada detikJatim.
Sejak beberapa waktu lalu, banjir lahar dingin dan letusan sekunder itu memaksa jalur alternatif Lumajang-Malang ditutup total hingga banjir lahar surut.
Seperti diketahui, aktivitas Gunung Semeru saat ini berstatus Siaga atau Level 3. Warga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang aliran lahar Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer.
“Jalur alternatif Lumajang-Malang sementara ini ditutup Banjir lahar Gunung Semeru. Bagi warga yang berada di sepanjang sungai yang berhulu dari Gunung Semeru agar tetap meningkatkan kewaspadaan,” ujar Wawan.