Jakarta, Purna Warta – Kementerian Sosial (Kemensos) RI melalui Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Bantuan tersebut mencakup makanan siap saji, selimut, tenda gulung, serta distribusi air bersih ke wilayah terdampak.
Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut beberapa waktu lalu, menyebabkan banjir dan longsor di enam kecamatan. Banjir terjadi di Kecamatan Angkola Muaratais, Batang Angkola, dan Sayur Matinggi akibat luapan Sungai Batang Angkola, sementara tanah longsor melanda Kecamatan Angkola Timur, Angkola Barat, dan Sipirok.
Sebanyak 204 KK atau 816 jiwa terdampak, dengan 12 rumah mengalami kerusakan dan satu jembatan rusak. Selain itu, sekitar 400 hektare sawah terendam banjir. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian ini.
Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Masryani Mansyur, menyampaikan bahwa Dinas Sosial dan Tagana setempat telah mengevakuasi korban ke lokasi yang lebih aman.
“Dapur umum, posko pengungsian, dan posko kesehatan telah didirikan di Desa Bange, Kecamatan Sayur Matinggi untuk membantu para penyintas bencana,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/3/2025).
Untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, pada Kamis (13/3), Kemensos telah menyalurkan bantuan dari gudang Sentra Insyaf Medan. Bantuan tersebut terdiri dari 500 paket makanan siap saji, 320 paket makanan anak, 100 paket Kids Ware, 100 paket Family Kit, 100 lembar selimut, 100 lembar kasur, serta 100 tenda gulung.
Masryani menambahkan bahwa kondisi di beberapa titik banjir mulai surut, sehingga warga mulai membersihkan rumah. Namun, warga yang rumahnya mengalami kerusakan masih mengungsi di rumah kerabat. Selain bantuan dari Kemensos, PT. AR Martabe Gold Mine juga turut berkontribusi dengan menyalurkan 2.500 paket sembako bagi para korban.
“Dinas Sosial setempat juga telah menyalurkan dana santunan kepada keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan,” ujar Masryani.
Hingga saat ini, Pemerintah Daerah setempat belum menetapkan status darurat bencana. Namun, koordinasi antara berbagai pihak terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi. Kemensos juga terus memantau perkembangan di lapangan dan siap memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.