Jakarta, Purna Warta – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) membantah tudingan bahwa dirinya mengutus seseorang untuk meminta PDIP agar tidak memecatnya. Menanggapi polemik ini, Partai Amanat Nasional (PAN) mengimbau agar semua pihak tidak saling menyalahkan.
“Kami tidak mau mencampuri persoalan yang terjadi di partai lain. Namun dinamika yang terjadi tetap diharapkan membawa keteduhan. Tidak saling menyalahkan, mempersalahkan, apalagi mencari kesalahan orang lain,” kata Waketum PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
Saleh juga mengingatkan agar di bulan suci ini, masyarakat lebih fokus pada ibadah daripada mencari-cari kesalahan orang lain.
“Ini bulan suci. Kita semua diimbau memperbanyak ibadah. Kurangi mencari-cari kesalahan orang. Dengan begitu, ada rahmat dan kasih sayang yang disebarkan,” tambahnya.
Menurut Saleh, banyak pihak yang mengakui kebaikan Jokowi, termasuk berbagai prestasi yang telah ditorehkan selama menjabat sebagai Presiden.
“Banyak orang yang sudah mengakui kebaikan Jokowi. Banyak juga prestasi yang sudah ditorehkan. Semua itu harus diapresiasi sebagai bagian dari penghargaan dan penghormatan atas sesama anak bangsa,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa tudingan tanpa bukti bisa menjadi fitnah yang justru memicu kegaduhan.
“Sebaliknya, sampai sejauh ini, banyak orang yang bilang kalau Jokowi bersalah. Namun belum ada satu pun yang bisa membuktikan kesalahannya. Selama tidak terbukti, hal-hal seperti itu tidak selayaknya disebarluaskan. Dikhawatirkan malah menjadi fitnah yang menimbulkan keresahan dan kegaduhan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Saleh menegaskan bahwa PAN mengedepankan politik berbasis kebersamaan, dengan tujuan akhir kesejahteraan rakyat.
“Karena bagaimanapun, akhir dari seluruh perjuangan politik adalah perwujudan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi sendiri telah menanggapi tudingan tersebut dan membantah mengirim utusan untuk meminta PDIP tidak memecatnya.
“Nggak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?” kata Jokowi saat ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, dilansir detikJateng, Jumat (14/3).
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan untuk mengutus seseorang ke PDIP. Ia juga menyoroti bahwa selama ini telah bersikap diam meskipun mendapat berbagai tudingan.
“Kepentingannya apa saya mengutus untuk itu, kepentingannya apa? Coba logikanya,” ujarnya.
“Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya,” sambungnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengungkap bahwa pada 14 Desember tahun lalu, ada utusan yang meminta Hasto Kristiyanto mundur dari jabatannya sebagai Sekjen PDIP. Utusan tersebut juga disebut meminta agar PDIP tidak memecat Jokowi.
“Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami yang memberi tahu bahwa Sekjen harus mundur, lalu meminta jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar sembilan orang dari PDIP Perjuangan yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK,” kata Deddy Sitorus, Rabu (12/3).