ARUM Gelar Aksi Tumpengan Untuk Kritisi Program Citarum Harum Depan Gedung Sate

Bandung, Purnawarta – Aksi tumpengan digelar oleh Aliansi Rakyat Untuk Citarum (ARUM) di depan Gedung Sate Kota Bandung. Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Citarum dan untuk mengingatkan perkembangan program Citarum Harum.

ARUM menilai program Satgas Citarum Harum tak berjalan maksimal. Sebab, ARUM masih menemukan adanya pencemaran limbah industri, serta masih terjadinya kerusakan ekosistem sungai dan lahan.

“Kami ingin menyampaikan Citarum saat ini belum baik-baik saja. Masih mengalami kerusakan yang tinggi. Dan, yang kami ingin sampaikan bahwa masyarakat Jabar akan melakukan audit sosial,” kata Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Wahyudin saat berbincang dengan wartawam disela-sela aksi tumpengan, Selasa (24/5/2022).

Wahyudin menerangkan ARUM telah mengkaji tentang perkembangan kondisi Sungai Citarum. Hasilnya, dikatakan Wahyudin, masih terdapat lahan kritis di hulu, tengah dan hilir Sungai Citarum. Bahkan, diakuinya, jumlah lahan kritis itu angkanya tak berkurang sejak sebelum hingga terbentuknya Satgas Citarum Harum.

“Saat ini belum baik. 12 program prioritas Citarum Harum masih gagal,” kata Wahyudin alias Iwang.

“Kami melihatnya program Citarum Harum hanya terfokus ke sungai. Tidak terfokus pada kawasan-kawasan atau lahannya, hingga saat ini di hulu terjadi lahan kritis. Dampaknya masih terjadi banjir rob,” kata Iwang menambahkan.

Iwang juga mendapat indikasi lain jika Citarum Harum masih belum maksimal dijalankan, masih banyak tumpukan sampah di wilayah tengah Sungai Citarum. Selain itu, menurut uji coba masih ada kandungan parasetamol di sekitar Sungai Citarum yang membuatnya masih tak aman.

“Belum lagi sisi sampah parasetamol. Obat-obatan tentunya berpengaruh pada kualitas baku mutu air. Dan, ini masih terjadi,” ucap Iwang.

Iwang juga mengatakan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam gerakan perbaikan Sungai Citarum makin hilang. ARUM berencana menyampaikan semua temuannya ke Presiden Jokowi dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Iwang menyebutkan beberapa titik di Citarum masih terdampak limbah Industri. Menurutnya, laporan Satgas Citarum Harum teranyar tak sesuai dengan fakta di lapangan.

“Kami juga tak sependapat gubernur terkait status sungai Citarum tercemar ringan. Sekarang masih tercemar berat. Masih terjadi tumpukan sampah, kandungan parasetamol dan industri,” kata Iwang.

“Di Majalaya, Dayeuhkolot sama Karawang. Wilayah itu masih parah. Hulu, tengah dan hilir masih terjadi. Termasuk pencemaran limbah industri juga,” lanjutnya.

Iwang juga menambahkan, latar belakang aksi tumpengan 24 Mei yang mereka gelar bermula saat koalisi berhasil memenangkan gugatan di PTUN terkait pencemaran limbah industri pada 2016.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *