[KARIKATUR] – Cina Siap Untuk Perang Dagang Dengan AS

Dalam beberapa bulan terakhir, dengan dimulainya masa jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat kembali meningkat di sektorperdagangan, dan sekarang, dengan Trump mengumumkan penerapan tarif baru sebesar 10% pada produk Cina, perang dagang antara kedua negara telah memasuki babak baru.

Sekaitan dengan hal ini, sembari mengecam tindakan Trump, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengumumkan bahwa Beijing akan dengan tegas menghadapi tarif ini.
Menurut Wang Yi, Jika satu pihak secara membabi buta memberikan tekanan, Cina akan dengan tegas menghadapinya.

Kedutaan Besar Cina di Amerika Serikat juga menerbitkan sebagian pernyataan Beijing dalam sebuah posting di jejaring sosial X, yang menyatakan, Jika perang adalah yang diinginkan Amerika… Kami siap bertempur sampai akhir.

Pekan ini, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang Kanada dan Meksiko sementara 10 persen pada barang-barang Cina, dengan mengatakan Beijing harus mencegah fentanil memasuki Amerika Serikat.

Sementara itu, dengan mengacu pada bantuan yang diberikan Beijing kepada Amerika Serikat untuk memerangi perdagangan narkoba, Menteri Luar Negeri Cina mengatakan, Amerika Serikat seharusnya tidak menanggapi niat baik Cina dengan ketidakpuasan, apalagi mengenakan tarif yang tidak masuk akal.

Perang tarif antara Cina dan Amerika Serikat dimulai pada tahun 2018 selama masa kepresidenan Trump sebelumnya, tapi selama masa kepresidenan Joe Biden, tarif ini dikurangi untuk sementara waktu.

Sekarang, Trump sekali lagi memulai perang tarif baru dengan menuduh Cina memproduksi obat fentanil di negara ini dan menyelundupkannya ke Amerika Serikat melalui perbatasan Meksiko.

Walaupun Trump telah menempatkan produksi dan perdagangan fentanil sebagai alasan untuk tindakan ini, tampaknya di balik klaim tersebut, ia sangat prihatin dengan meningkatnya defisit perdagangan AS, terutama dengan Cina, Kanada, dan Meksiko.

Menurut statistik terbaru yang diterbitkan, defisit perdagangan AS sekitar satu triliun dolar, yang sebagian besar disebabkan oleh hubungan perdagangan antara tiga negara, Cina, Kanada, dan Meksiko.

Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, banyak produsen Amerika telah pindah ke Cina karena kondisi ekonomi yang lebih baik (tenaga kerja lebih murah dan biaya produksi lebih rendah).

Mereka telah memindahkan jalur produksi mereka ke negara ini untuk memproduksi barang dengan biaya lebih rendah dan menjualnya dengan lebih menguntungkan di Amerika Serikat.

Sebuah masalah yang tidak menyenangkan Trump, dan sekarang dia mencoba untuk mengenakan tarif yang tinggi pada impor barang dari Cina, di satu sisi, untuk mencegah banjir impor yang berlebihan, dan di sisi lain, untuk memaksa produsen Amerika untuk kembali ke Amerika Serikat dan berproduksi di dalam negara ini.
Namun, Cina memiliki strategi terpisah dalam menanggapi tarif dan sanksi.

Pada tahap pertama, sebagai tanggapan atas keputusan AS untuk menaikkan tarif pada semua barang Cina sebesar 10%, Komite Tarif Bea Cukai Dewan Negara Cina mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan pada beberapa barang yang diimpor dari AS, termasuk kenaikan tarif sebesar 15% pada impor ayam, gandum, jagung, dan kapas.

Cina sebelumnya telah mengumumkan akan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia jika keputusan Trump dilaksanakan.

Cina yakin bahwa penerapan tarif sepihak oleh Amerika Serikat merupakan pelanggaran serius terhadap aturan Organisasi Perdagangan Dunia, dan ini tidak hanya tidak menyelesaikan masalah Amerika, tapi juga tidak menguntungkan kedua pihak dan dunia.

Menurut prediksi, perang dagang ini juga akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Cina.

Banyak industri Cina yang bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat mungkin menghadapi masalah dalam memasok bahan mentah, meningkatnya biaya, dan menurunnya permintaan, yang dapat menyebabkan berkurangnya produksi dan meningkatnya pengangguran di beberapa sektor.

Namun dalam jangka panjang, tekanan ekonomi AS terhadap Cina dapat meningkatkan nasionalisme ekonomi di negara tersebut, dan dalam hal ini, Beijing mungkin mencoba memperkuat posisinya di pasar global.

Seperti yang diumumkan Cina, negara itu berupaya mencapai pertumbuhan ekonomi “sekitar lima persen” tahun ini dengan menyuntikkan miliaran dolar ke dalam perekonomiannya.

Beijing juga berupaya memperluas hubungan perdagangannya dengan seluruh negara di dunia, karena Cina kini telah memperluas negosiasi perdagangannya dengan negara-negara di Uni Eropa, Asia Timur, dan Afrika.

Yang pasti, keputusan ini, dalam situasi saat ini, akan memicu perang dagang yang serius antara Amerika Serikat dan tiga mitra dagang utamanya, dan juga akan memengaruhi ekonomi global dalam jangka panjang, bahkan konsumen Amerika akan tertekan.

Penelitian oleh lembaga pemikir Tax Foundation menunjukkan bahwa tarif yang diusulkan Trump akan mengenakan tambahan $830 pada setiap rumah tangga Amerika tahun ini saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *