Gaza, Purna Warta – Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa blokade ketat Israel terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza semakin mendorong wilayah tersebut ke jurang krisis kelaparan akut.
Dalam pernyataannya di media sosial, Lazzarini menyebut blokade—yang mencegah masuknya makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar—telah berlangsung lebih lama daripada fase pertama perang.
Akses Bantuan Ditutup Total
Sejak 4 Maret 2025, Israel sepenuhnya melarang bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
“Setiap hari tanpa bantuan berarti lebih banyak anak tidur dalam kelaparan, penyakit menyebar, dan penderitaan kian dalam,” tegas Lazzarini.
Gaza di Ambang Bencana
- Ketergantungan impor: 2,3 juta penduduk Gaza bergantung pada pasokan melalui wilayah pendudukan Israel.
- Hukuman kolektif: Larangan bantuan dinilai sebagai bentuk hukuman massal terhadap warga sipil—mayoritas anak-anak, perempuan, dan warga biasa.
- Peringatan darurat: “Gaza semakin dekat dengan krisis kelaparan akut,” tandasnya, mendesak dibukanya akses bantuan secara besar-besaran.
Dukungan AS dan Rezim Genosida
Didukung AS dan sekutu Barat, Israel melancarkan perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 sebagai balasan atas serangan Hamas.
Korban hingga kini:
- 50.021 tewas (70% perempuan & anak-anak)
- 113.274 luka-luka
- Ribuan lainnya hilang dan diduga tewas terkubur reruntuhan.
Israel di Hadapan Mahkamah Internasional
- ICC: Mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk PM Benjamin Netanyahu dan mantan Menhan Yoav Gallant atas kejahatan perang & kemanusiaan.
- ICJ: Israel sedang diadili atas tuduhan genosida di Gaza.