Google Tahu Israel Gunakan Teknologinya untuk Pelanggaran HAM

Google

Washington, Purna Warta – Laporan yang dirilis The Intercept pada hari Senin itu menyebutkan bahwa mereka memperoleh dokumen internal Google yang menunjukkan kekhawatiran perusahaan atas kemungkinan penyalahgunaan teknologi oleh Israel, yang bisa berdampak buruk bagi warga Palestina.

Baca juga: Kebakaran Hebat Kembali Terjadi di Wilayah Pendudukan; Kali Ini Kota Ashdod Dilalap Api

Google, menurut laporan tersebut, memahami bahwa struktur perjanjian dalam proyek yang dikenal sebagai Project Nimbus membuat perusahaan tidak mampu mencegah tentara maupun lembaga pemerintah Rezim Zionis menggunakan perangkat lunak tersebut untuk kepentingan represif.

Lebih lanjut, Google juga mengetahui bahwa kesepakatan bernilai miliaran dolar yang dimenangkan pada tahun 2021 itu akan mewajibkan perusahaan untuk menghalangi penyelidikan kriminal internasional terhadap bagaimana Israel menggunakan teknologi tersebut.

Para pakar yang dikontrak oleh Google bahkan merekomendasikan agar perusahaan tidak menyuplai alat pembelajaran mesin (machine learning) dan kecerdasan buatan (AI) kepada Israel karena risiko tinggi penyalahgunaan.

Pakar hukum internasional menyampaikan kepada The Intercept bahwa kesadaran Google atas risiko penyalahgunaan Project Nimbus oleh pemerintah dan militer Israel bisa menimbulkan tanggung jawab hukum bagi perusahaan itu sendiri.

“Mereka sadar bahwa produk mereka berisiko digunakan untuk pelanggaran hak asasi manusia… Namun di saat yang sama, mereka memiliki kemampuan terbatas untuk mengidentifikasi dan mencegah risiko tersebut,” ujar León Castellanos-Jankiewicz, seorang pengacara dari Asser Institute for International and European Law di Den Haag.

Baca juga: Hamas Akan Bebaskan Tawanan AS-Israel saat Israel Tegaskan “Tidak Terikat” pada Gencatan Senjata

Pengungkapan ini muncul di tengah berlanjutnya perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, di mana puluhan ribu orang telah terbunuh dan ratusan ribu lainnya terusir dari tempat tinggal mereka sejak invasi dilancarkan pada Oktober 2023.

Beberapa laporan juga menunjukkan bahwa rezim Israel telah menggunakan alat AI dari perusahaan teknologi AS untuk menargetkan dan membunuh warga sipil di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *