Seoul, Purna Warta – Pesawat-pesawat tempur Korea Selatan dan AS telah melakukan latihan pengeboman bersama sebagai tanggapan atas penembakan rudal Korea Utara yang melewati teritori udara Jepang untuk pertama kalinya sejak 2017, kata militer Korea Selatan.
“Dengan partisipasi empat F-15K Angkatan Udara Korea Selatan dan empat pesawat tempur F-16 Angkatan Udara AS, F-15K Korea Selatan menembakkan dua bom joint direct attack munition (JDAM) terhadap target virtual di lapangan tembak Jikdo di Laut Barat,” ungkap Kepala Staf Gabungan Seoul pada hari Selasa, sambil mengacu pada Laut Kuning.
Baca Juga : Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Jepang Lakukan Evakuasi
“Latihan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kemampuan sekutu untuk melakukan serangan presisi terhadap asal provokasi”, tambah mereka.
Uni Eropa, sementara itu, mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang telah menimbulkan kekhawatiran di kawasan itu saat terbang di atas wilayah udara Jepang.
“(Saya) mengutuk keras upaya Korea Utara yang disengaja untuk membahayakan keamanan di kawasan itu dengan menembakkan rudal balistik ke Jepang,” kata Charles Michel, presiden Dewan Eropa, di Twitter.
Michel mengatakan langkah Pyongyang adalah “agresi yang tidak dapat dibenarkan dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional”. “Uni Eropa berdiri dalam solidaritas dengan Jepang & Korea Selatan,” ia menekankan.
Baca Juga : Trump Gugat CNN Atas Pencemaran Nama Baik, Tuntut Ganti Rugi Sebesar $475 juta
Ketegangan yang Berlanjut
Ini adalah pertama kalinya dalam lima tahun dimana sebuah rudal Korea Utara melintasi wilayah udara Jepang. Hal itu mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan peringatan bagi penduduk untuk segera berlindung.
Itu adalah peluncuran rudal kelima Pyongyang dalam seminggu, dan aktivitas yang meningkat telah menarik kecaman internasional yang luas dalam beberapa hari terakhir.
Eskalasi itu diperkirakan sebagai tanggapan atas latihan militer bersama oleh AS, Korea Selatan, dan Jepang di Laut Timur.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida diperkirakan akan mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pada Selasa malam untuk membahas masalah tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional dan menyatakan bahwa tindakan Korea Utara merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga : Kemunafikan AS, Iran Minta Biden Untuk Pikirkan Catatan Hak Asasi Manusianya Sendiri.
“Rudal Korea Utara itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan provokasi serius yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea, di Asia Timur Laut dan sekitarnya,” katanya.