Damaskus, Purna Warta – Suriah mengecam keras masuknya secara ilegal delegasi Perancis ke negara itu, dan mengatakan langkah itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah.
Kantor berita SANA, melaporkan keterangan dari sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (18/7) bahwa delegasi dari Kementerian Luar Negeri Perancis telah secara ilegal memasuki wilayah Suriah dan bertemu dengan organisasi teroris dalam pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah, kata pejabat negara tersebut.
Baca Juga : Iran Bertekad Kejar Pembunuh Jenderal Soleimani di Pengadilan Internasional
Sumber tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa langkah ini telah menunjukkan permusuhan ekstrem Perancis terhadap Suriah dan peran destruktif serta partisipasinya dalam tindakan agresi terhadap negara Arab melalui dukungannya terhadap kelompok teroris dan militan separatis.
“Suriah mengingatkan pemerintah Perancis bahwa perang melawan terorisme harus bekerja sama dengan pemerintah Suriah, yang telah menghadapi terorisme ini, dan bukan bekerja sama dengan organisasi separatis untuk permusuhan terhadap Suriah dan rakyatnya, dan pelanggaran terhadap kedaulatannya dan merusak integritas teritorialnya,” katanya.
Sumber tersebut lebih lanjut meminta komunitas internasional untuk mengutuk tindakan sembrono pemerintah Perancis ini dan menuntut agar mereka menghormati legitimasi dan hukum internasional serta memperhatikan masalah internalnya, yang telah menjadi pembicaraan di seluruh dunia baru-baru ini, terutama perilaku rasis yang mengakar dalam aparaturnya.
Baca Juga : Kondisi Anak-Anak Yaman Akibat Perang dan Pengepungan
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah telah mengumumkan bahwa Perancis dan alat terorisnya telah gagal mencapai tujuan mereka di Suriah dan mereka harus mengakui fakta dan perubahan terkini di arena Arab, regional dan internasional.
Kementerian juga menegaskan bahwa impian Perancis untuk kembali ke era kolonialisme dan hegemoni atas bangsa tidak lagi berlaku, dan diplomasi Perancis harus merevisi posisi yang terpisah dari kenyataan.
Ia menambahkan bahwa tatanan dunia baru akan dibentuk berdasarkan multipolaritas dan penentangan terhadap sanksi ekonomi yang tidak bermoral dan tidak manusiawi serta penghormatan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan negara.
Baca Juga : Iran Bangun Lima Pabrik Untuk Menghasilkan 20 GW Tenaga Nuklir Tahun 2041
Sejak Maret 2011, Suriah dicengkeram oleh kampanye militansi dan penghancuran yang disponsori oleh AS dan sekutunya.
Perancis, mantan penguasa kolonial Suriah, telah menjadi salah satu pendukung paling vokal dari teroris yang mencoba menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.