Pergerakan Konvoi Besar Militer Amerika dari Suriah Timur ke Irak Barat

Pergerakan Konvoi Besar Militer Amerika dari Suriah Timur ke Irak Barat

Damaskus, Purna Warta Sebagai kelanjutan dari pergerakan mencurigakan Washington, sumber keamanan melaporkan bahwa konvoi besar yang membawa peralatan dan senjata militer Amerika Serikat telah berpindah dari daerah Al-Tanf ke persimpangan al-Qaim di Irak barat.

Baca Juga : Suku-Suku di Suriah Timur Rebut Kembali Sebuah Desa dari Milisi Kurdi

Menurut laporan ini, sumber keamanan mengumumkan pada hari Sabtu bahwa konvoi milik militer Amerika Serikat, disertai tentara bayaran negara ini, bergerak dari daerah Al-Tanf ke perbatasan Al-Qaim yang terletak di perbatasan Suriah dan Irak.

Sumber ini mengatakan kepada situs berita Al-Maalomah bahwa konvoi ini membawa peralatan dan senjata militer, dan pasukan yang disebut “Dewan Suku Suriah”, yang berafiliasi dengan Amerika Serikat, bertanggung jawab mendukung konvoi ini.

Menurut sumber ini, helikopter dan drone Amerika Serikat juga mengiringi konvoi militer ini dan tampaknya langkah-langkah ini adalah untuk menutup sepenuhnya jalur perbatasan Suriah, yang akan dilakukan setelah upacara Arbaeen berakhir.

Tindakan mencurigakan Amerika Serikat di Suriah telah menjadi salah satu subyek berita utama di media-media regional akhir-akhir ini; Mulai dari penjarahan minyak Suriah yang meningkat drastis oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat hingga proyek baru Washington yang menguasai wilayah perbatasan Irak dan Suriah dengan mengorganisir kelompok teroris baru hingga akhirnya bangkit untuk membawa kembali monster “ISIS”.

Baca Juga : Kehadiran Pasukan Asing di Yaman Adalah Sebuah Ancaman

Mark Milley, Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat Amerika Serikat, baru-baru ini mengklaim bahwa ISIS masih hadir dalam kelompok kecil di seluruh Suriah dan Irak dan merupakan ancaman terus-menerus di negara-negara tersebut.
Jadi jika pasukan Amerika Serikat memutuskan untuk menarik diri secara tiba-tiba dari kedua negara tersebut, kelompok-kelompok kecil ini mungkin mempunyai kemampuan untuk mengatur ulang diri mereka sendiri. Amerika Serikat tidak ingin elemen-elemen ISIS bangkit kembali di Irak dan Suriah.

Perang melawan ISIS menjadi dalih yang digunakan Amerika Serikat untuk memulai pendudukan besar-besaran di Suriah sejak tahun 2014. Amerika memiliki 28 pangkalan di Suriah, termasuk 24 pangkalan militer dan 4 pangkalan logistik.
Jumlah tentara Amerika yang hadir di Suriah diperkirakan mencapai 2000 orang.
Pernyataan Mark Milley baru-baru ini menunjukkan bahwa Washington masih bermaksud membenarkan kehadirannya yang terus berlanjut di Suriah dengan mengklaim memerangi kelompok teroris ISIS.

Baca Juga : Penolakan Warga Deir Ez-Zor terhadap Rencana Amerika

Menurut para ahli, pergerakan militer mencurigakan pasukan Amerika Serikat di wilayah perbatasan menunjukkan bahwa tujuan mereka adalah untuk memperkuat sisa-sisa ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya;
Pasalnya kawasan ini belakangan hampir sepi dan diduduki pasukan Amerika.
Untuk mendominasi perbatasan antara Irak dan Suriah, Amerika telah beralih ke pengorganisasian kelompok teroris seperti Tahrir Al-Sham, Tentara Pembebasan Suriah, Al-Sanadid dan ISIS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *