Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras agresi brutal pasukan Israel terhadap wanita Palestina di Penjara Damon di wilayah pendudukan, setelah sebuah laporan mengatakan tahanan wanita diserang dan dipukuli dengan kejam.
“Memukuli narapidana perempuan Palestina di Penjara Damon oleh rezim Zionis adalah perbuatan menjijikkan,” cuit Nasser Kan’ani pada Selasa malam (31/1) di akun Twitternya.
Kan’ani juga mengecam standar ganda pemerintah Barat tentang hak asasi manusia dan hak perempuan.
“Apakah pembela hak yang memproklamirkan diri di Eropa & AS percaya #HumanRights dan hak perempuan berlaku untuk tahanan Palestina di penjara Israel yang mengerikan?” Tanyanya.
Sebelumnya Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa petugas dari Layanan Penjara Israel (IPS) telah dengan kasar menyerang dan memukuli tahanan perempuan Palestina di dalam Penjara Damon.
LSM lebih lanjut mencatat bahwa otoritas penjara Israel memberlakukan beberapa tindakan represif terhadap tahanan wanita, termasuk penyitaan perangkat elektronik dan barang-barang pribadi mereka.
Ketegangan terjadi di Penjara Damon setelah petugas Israel menyerang perwakilan tahanan Yasmine Shaaban dan menempatkannya di sel isolasi, tambah PPS.
Hamas mengutuk serangan kejam itu
Laporan itu juga mendorong gerakan perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza untuk mengecam serangan kejam terhadap narapidana Palestina, memperingatkan bahwa pelanggaran rezim Israel yang meningkat terhadap narapidana Palestina tidak akan dibiarkan begitu saja.
Gerakan itu mengatakan bangsa Palestina tidak akan meninggalkan para tahanan sendirian dalam pertempuran mereka dan meminta pemuda Palestina untuk menghadapi kejahatan Israel melalui semua cara yang tersedia.
Lebih dari 500 tahanan, termasuk wanita dan anak di bawah umur, ditahan di bawah apa yang disebut penahanan administratif di berbagai penjara Israel, dengan beberapa di antaranya ditahan dalam kondisi itu hingga 11 tahun tanpa ada dakwaan yang diajukan terhadap mereka.
Penahanan terjadi atas perintah dari seorang komandan militer dan atas dasar apa yang oleh rezim Israel disebut sebagai bukti rahasia.
Tahanan Palestina terus melakukan mogok makan terbuka dalam upaya untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan dan kondisi yang keras di penjara-penjara Israel.
Pejabat senior Palestina mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap rakyat Palestina, termasuk penahanan massal dan sewenang-wenang.
Narapidana Palestina juga menjadi sasaran penyiksaan, pelecehan, dan penindasan sistematis selama bertahun-tahun pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Otoritas penjara Israel juga menahan tahanan Palestina dalam kondisi yang menyedihkan, serta idak memiliki standar higienis yang layak.