Teheran, Purna Warta – Kepala Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri, Kamal Kharrazi, mengatakan bahwa Republik Islam Iran siap untuk negosiasi tetapi menolak tuntutan apa pun berbentuk pemaksaan.
Baca juga: Araqchi: Pernyataan Pertemuan GNB Mendukung Iran Terkait Isu Snapback
Dalam wawancara dengan Khamenei.ir, Kharrazi menegaskan kembali sikap berprinsip Iran dalam keterlibatan diplomatik.
Ia menekankan bahwa Iran selalu siap untuk perundingan berdasarkan prinsip-prinsip logis sambil menjaga martabat dan rasa hormat bangsa.
Kharrazi, yang merupakan penasihat senior Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamene, mengatakan Iran siap untuk perundingan selama prinsip-prinsip dasar negosiasi diplomatik dipatuhi.
Diplomat veteran itu menambahkan bahwa Iran akan dengan tegas menolak segala upaya pemaksaan semacam itu.
Menyinggung perang agresi Israel terhadap Iran, yang didukung oleh Washington, pada pertengahan Juni, Kharrazi mengatakan Republik Islam berpartisipasi dalam perundingan tidak langsung dengan AS dengan itikad baik, dengan beberapa putaran yang telah diadakan, dan bahkan ada kemajuan yang dicapai.
Namun, Amerika Serikat kemudian melancarkan serangan, ujarnya, merujuk pada serangan terhadap fasilitas nuklir damai Iran.
Mengenai isu nuklir, secara tegas dinyatakan bahwa kemampuan nuklir Iran tidak dapat disangkal, kata pejabat tersebut.
Namun, ia mengatakan, kebijakan negara selalu transparan, yang didasarkan pada fatwa yang dikeluarkan oleh Ayatollah Khamenei, yang melarang produksi dan penggunaan senjata pemusnah massal.
Baca juga: Iran Panggil Utusan Polandia Terkait ‘Aksi Anti-Iran’ di Parlemen Inggris
Beberapa pihak secara keliru meragukan ketulusan kebijakan ini, mungkin karena kurangnya pemahaman tentang budaya Iran dan otoritas keputusan agama tersebut, ujarnya.
Iran telah berupaya melalui berbagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka tidak sedang mengembangkan senjata nuklir, tegasnya.


