Beirut, Purna Warta – Seorang pejabat senior Hizbullah telah menegaskan kembali dukungan ‘gerakan perlawanan Lebanon’ untuk Palestina, dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut akan tetap berada di garis depan dalam kampanye membela negara yang tertindas.
“Hizbullah berada di garis depan kampanye membela bangsa Palestina serta gerakan perlawanan dan tidak diragukan lagi, itu akan bertahan sampai akhir. Tidak ada ancaman yang dapat merusak tekad kami,” kata Sheikh Nabil Qaouk, wakil kepala dewan eksekutif Hizbullah, dalam sebuah acara di Lebanon selatan pada hari Minggu (10/4).
Dia juga mengutuk serangan terus menerus Israel yang “tak tertahankan” terhadap jamaah Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua al-Quds.
“Setiap Muslim yang terhormat harus melakukan apapun yang mereka miliki untuk mendukung Masjid al-Aqsa. Ini adalah kewajiban moral dan agama, dan kami tidak ragu untuk memenuhinya. Musuh Israel mengalami hari-hari terburuk sejak 1984 karena persamaan peperangan yang dibuat oleh gerakan perlawanan,” tambah Qaouk.
Pekan lalu, pasukan Israel bersenjata berat menggerebek kompleks Masjid al-Aqsa dua kali, melukai puluhan orang dan menangkap ratusan warga Palestina yang sedang salat di situs tersuci ketiga dalam Islam.
Ini memicu bentrokan di Tepi Barat serta tembakan roket dari kelompok perlawanan serta memicu serangan udara Israel dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas.
Kekerasan terjadi selama bulan suci Ramadhan setelah satu tahun pertumpahan darah dalam konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan.
Banyak pemimpin dunia dan organisasi global mengecam kekerasan Israel terhadap warga Palestina, dengan beberapa dari mereka memperingatkan bahwa hal itu dapat semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Di tempat lain dalam sambutannya, pejabat Hizbullah mengatakan bahwa rezim Israel dikelilingi oleh api dari semua front, di dalam dan di luar, pihaknya menambahkan bahwa persamaan peperangan yang ditentukan oleh Hizbullah telah membuat rezim Tel Aviv menghitung ribuan kali sebelum memikirkan perang dengan Lebanon.
“Merupakan sumber kebanggaan bagi Lebanon dan Hizbullah bahwa komandan musuh mengakui bahwa pasukan mereka telah terperangkap dalam persamaan peperangan dengan Hizbullah di Lebanon,” tambahnya.
Berbicara pada hari Jumat, mantan menteri Israel Avigdor Lieberman mengakui bahwa “pencegahan yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah telah sepenuhnya terkikis.”
Hizbullah melawan dua perang Israel melawan Lebanon pada tahun 2000 dan 2006 yang akhirnya memaksa militer rezim Tel Aviv mundur dengan memalukan dalam kedua kasus tersebut.
Gerakan perlawanan telah bersumpah untuk dengan tegas membela Lebanon jika terjadi perang lain yang dipaksakan oleh Israel.