Damaskus, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan bahwa pernyataan yang dibuat di KTT Roma adalah tidak benar dan tidak mengandung apa-apa selain kebohongan.
Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan mengkritik pertemuan koalisi Amerika Yang disebut kelompok anti-ISIS. Pihak kementrian juga menekankan bahwa hasil dari pertemuan ini telah disiapkan oleh Amerika Serikat dan bertentangan dengan kenyataan.
Menurut kantor berita resmi Suriah (SANA), Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan dalam pernyataan itu, “Suriah menyayangkan situasi para menteri luar negeri beberapa negara yang terpaksa hadir dan menyetujui dua pernyataan yang disiapkan Amerika Serikat dan sekutunya.”
Baca Juga : Ismail Haniyeh Temui Sekretaris Jenderal Hizbullah
Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan bahwa koalisi AS menargetkan warga sipil dan instalasi sipil di Suriah dan Irak.
Pernyataan koalisi anti-ISIS berbicara tentang kemenangan dan rencana untuk mengalahkan ISIS yang tidak memiliki keberadaan eksternal.
Dan semua negara tahu bahwa pernyataan ini tidak sesuai dengan realitas kebijakan Amerika di lapangan.
Kementerian ini menambahkan:
“Tindakan jahat yang sepihak yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap rakyat Suriah, dan juga tindakan dalam menghalang-halangi masuknya obat-obatan, makanan dan bahan bakar ke Suriah, menunjukkan bahwa klaim mereka untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Suriah adalah kebohongan semata.”
Pernyataan itu menekankan:
“Mereka yang berkontribusi terhadap kekalahan kelompok teroris ISIS adalah Tentara Arab Suriah, pasukan Rusia, tentara Irak dan pejuang kontra-terorisme di wilayah tersebut, sementara koalisi AS menargetkan warga sipil tak berdosa dan instalasi sipil di Suriah dan Irak.”
Baca Juga : Yaman Berhasil Gagalkan Pergerakan Agresor Saudi di Al-Hudaidah
Kementerian Luar Negeri Suriah menambahkan dalam sebuah pernyataan:
“Kebutuhan kemanusiaan rakyat Suriah tidak dapat dipenuhi dengan menyeberangi perbatasan, apalagi perbatasan itu juga kerap digunakan oleh beberapa negara untuk menyelundupkan senjata, uang, dan teroris ke Suriah. Di sisi lain, bantuan-bantuan ilegal telah sampai kepada kelompok teroris. Dan untuk menguasai daerah-daerah tersebut, mereka menjual bantuan tersebut dengan harga selangit di pasar gelap.”