Beirut, Purna Warta – Hizbullah melancarkan serangan ke sebuah situs militer Israel di bukit Kfarchouba yang diduduki, sebagai respons terhadap pelanggaran berulang dari perjanjian gencatan senjata oleh rezim tersebut. Perjanjian itu semestinya mengakhiri hampir 14 bulan pertempuran antara kedua belah pihak.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada saluran Telegram-nya pada hari Senin (2/12), Hizbullah menyebut serangan terhadap posisi militer Israel di wilayah Gunung Dov sebagai “respons defensif awal sebagai peringatan,” dengan alasan “pelanggaran berulang terhadap wilayah udara Lebanon oleh pesawat-pesawat Israel, hingga mencapai ibu kota, Beirut.”
Kelompok perlawanan ini juga mengecam pihak “otoritas terkait” yang gagal menghentikan serangan Israel di tanah Lebanon meskipun ada perjanjian gencatan senjata.
Sejak gencatan senjata diberlakukan minggu lalu, Israel telah melakukan lebih dari 50 serangan di wilayah Lebanon, yang menyebabkan beberapa orang tewas dan terluka. Pihak berwenang Lebanon menyatakan pada hari Senin bahwa dua orang tewas dan seorang tentara terluka akibat serangan terbaru Israel di Lebanon selatan.
Pada hari Minggu, jet-jet Israel melancarkan serangan udara di desa Yaroun di Lebanon selatan, sementara pasukan menembaki kota-kota dan desa-desa lain yang dekat dengan perbatasan wilayah pendudukan, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional Lebanon.
Israel terpaksa menerima gencatan senjata setelah menderita kerugian besar selama lebih dari 14 bulan pertempuran dan gagal mencapai tujuannya dalam agresi terhadap Lebanon. Perjanjian gencatan senjata secara resmi mulai berlaku pada 27 November.
Hizbullah membuka front dukungan bagi warga Palestina di Gaza hanya sehari setelah rezim Israel melancarkan kampanye genosida di wilayah yang diblokade pada Oktober 2023, dengan meluncurkan banyak serangan balasan terhadap target Israel di wilayah pendudukan.
Setelah pengumuman gencatan senjata, gerakan perlawanan ini memperingatkan bahwa mereka sepenuhnya siap menghadapi potensi agresi Israel lebih lanjut terhadap Lebanon.