Teheran, Purna Warta – Sangat penting bagi Iran untuk memiliki setidaknya 15 hingga 20 pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menjamin keamanan energinya, kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI).
Berbicara kepada pusat media AEOI pada kesempatan Tahun Baru Persia, Behrouz Kamalvandi mengungkapkan rencana untuk meningkatkan pangsa tenaga nuklir dalam keranjang energi Iran di tahun-tahun mendatang.
Dia mengatakan kekhawatiran terhadap lingkungan hidup global sudah menjadi hal biasa sehingga para peserta Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28) tahun 2023 di Uni Emirat Arab memutuskan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir harus meningkat tiga kali lipat di dunia.
“Saat ini terdapat sekitar 500 pembangkit listrik tenaga atom di dunia. Berdasarkan keputusan konferensi (COP28), jumlah pembangkit listrik ini harus meningkat menjadi 1.500 pada tahun 2050. Bagian Iran dari jumlah tersebut setidaknya harus 10 hingga 12 pembangkit listrik,” ujarnya.
Kamalvandi mencatat bahwa mengingat masalah iklim serta keunggulan Iran seperti sumber daya manusia, latar belakang dan pengalaman dalam industri nuklir, tampaknya Iran harus memiliki setidaknya 15 hingga 20 pembangkit listrik tenaga nuklir dari total pembangkit listrik yang seharusnya dibangun. keliling dunia.
Sambil menunjuk pada target pembangkitan listrik nuklir sebesar 20.000 megawatt di Iran, juru bicara tersebut mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pemanfaatan seluruh potensi industri dalam negeri dan daya tarik investasi dalam dan luar negeri.
Partisipasi pihak asing dan teknologi modern mereka akan membantu Iran mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, tambahnya, seraya mengatakan Rusia dan Tiongkok adalah target utama serangkaian negosiasi yang telah dilakukan.
AEOI memiliki infrastruktur hukum yang diperlukan dan akan bekerja sama dengan Tiongkok dan Rusia sesuai dengan protokol yang disepakati, katanya.
Selama kunjungan ke provinsi Hormozgan di pesisir selatan Iran pada bulan Februari, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengeluarkan perintah untuk memulai proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Sirik.
Terletak di leher Selat Hormuz, pembangkit listrik baru ini dirancang memiliki kapasitas pembangkitan listrik sebesar 5.000 megawatt.