Beirut, Purna Warta – Serangan udara Israel di Beirut tengah pada Kamis malam mengakibatkan sedikitnya 22 orang tewas dan 117 orang luka-luka, sementara sistem perawatan kesehatan Lebanon hampir runtuh saat ratusan ribu orang mengungsi dari kota tersebut.
Baca juga: Mahkamah Agung Brasil Izinkan X Lanjutkan Layanan setelah Patuhi Perintah Pengadilan
Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Beirut tengah, Lebanon, pada Kamis, yang menghantam wilayah di luar pinggiran selatan kota tersebut. Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 22 orang tewas dan 117 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Rumah sakit di lingkungan sekitar telah kewalahan dengan masuknya warga sipil yang terluka. Pusat-pusat medis, termasuk Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, telah mendesak orang-orang untuk tidak datang untuk menyumbangkan darah karena mereka sudah kewalahan.
Saksi mata di luar pusat medis menggambarkan pemandangan kekacauan dan trauma. “Kami melihat garis-garis di langit dan kemudian ledakan besar,” kata seorang individu, menceritakan momen-momen mengerikan dari serangan itu. Yang lain menggambarkan orang-orang berlarian ketakutan, dengan banyak yang tampak trauma oleh kekerasan tersebut.
Serangan tersebut telah mengusir sekitar 700.000 orang dari pinggiran selatan Beirut, memaksa mereka untuk mencari perlindungan di lingkungan padat penduduk di pusat kota Beirut.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengutuk serangan udara Israel, setelah mereka secara membabi buta menargetkan warga sipil dan petugas tanggap darurat. Pejabat kesehatan melaporkan bahwa sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 2.141 orang telah tewas dan 10.099 orang terluka di Lebanon, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
Baca juga: Otoritas Saudi Tangkap Perwira Irak yang Mengkritik Israel saat Umrah
Ketika ratusan ribu warga sipil terus meninggalkan rumah mereka, sistem perawatan kesehatan Lebanon berada di ambang kehancuran, demikian peringatan menteri kesehatan negara itu.
Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengeluarkan peringatan keras, yang menunjukkan bahwa Lebanon dapat menghadapi konflik berkepanjangan yang mirip dengan perang yang sedang berlangsung di Gaza. “Ini bisa menjadi perang yang panjang… seperti yang kita lihat di Gaza,” katanya.