UNHCR Indonesia Memperkirakan 1200 Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh Sejak November 

Jakarta, Purna Warta – Gelombang pengungsi Rohingya kembali berdatangan ke Indonesia. Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia memperkirakan sudah ada 1000 pengungsi lebih yang tiba di Aceh sejak November.

“Secara kumulatif sejak 14 November, jumlah kedatangan pengungsi adalah sekitar 1.200 orang di beberapa titik di Aceh, seperti Pide, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang,” kata pejabat informasi publik (public information officer) UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono, kepada detikcom, Sabtu (9/12/2023).

Sejak 14 November, sudah ada tujuh gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh. Kedatangan terakhir adalah pada pekan lalu, yakni Sabtu (2/12) dan Minggu (3/12). Pada pekan lalu itu, terdapat seratusan orang pengungsi Rohingya yang sampai di Aceh.

“Jumlah kedatangan di Sabang yang terakhir adalah 139 orang,” kata Mitra.

UNHCR bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia. Lembaga ini memprioritaskan keselamatan dan kesehatan para pengungsi. Banyak di antara pengungsi adalah perempuan, anak-anak, dan manula yang rentan. UNHCR bekerja sama dengan mitra kerja, donor, dan pihak berwenang untuk memastikan kebutuhan perlindungan pengungsi Rohingya.

“Tujuannya, agar kehadiran pengungsi Rohingya tidak membebani masyarakat dan pemerintah setempat,” kata Mitra.

Kebutuhan pengungsi yang berusaha dicukupi antara lain kebutuhan makanan, minuman, air bersih, obat-obatan, dan pelayanan kesehatan. UNHCR tidak menggunakan anggaran negara pemerintah Indonesia.

“Program yang sudah dan sedang berjalan di Aceh dan di lokasi lainnya di mana pengungsi berada, sepenuhnya didanai oleh UNHCR dan para mitranya, tidak bergantung pada anggaran negara atau daerah. Meskipun demikian, kami selalu menyambut baik sumbangan dari pemerintah dan masyarakat yang dapat menguatkan upaya kami dalam memberikan perlindungan bagi pengungsi yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak (lebih dari 70%) dan kekompok rentan lainnya, seperti penyandang disabilitas dan lansia,” tulis UNHCR dalam keterangannya.

UNHCR menyebut Indonesia sudah lama berkomitmen membantu pengungsi. Lembaga ini berharap Indonesia tetap bersikap sama, yakni pro-kemanusiaan.

“Indonesia selama bertahun-tahun, sejak 1970-an, telah menjalankan tradisi kemanusiaan dalam menerima pengungsi. Kami optimistis dan berharap masih dapat melihat semangat solidaritas dan kemanusiaan yang sama kuatnya saat ini dan di kemudian hari,” kata Mitra.

Di Indonesia sendiri, pengungsi Rohingya menjadi polemik di tengah masyarakat. Mereka diharuskan bersikap pro kemanusiaan, namun di sisi lain mereka juga dibuat kesulitan oleh sebagian pengungsi Rohingya yang menyalahgunakan fasilitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *