Ngawi, Purnawarta – Suasana Subuh di Dusun Ngandong, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi mencekam. Tawuran terjadi ketika 2 kelompok pesilat bertemu.
Tawuran antarpesilat membuat suasana Minggu pagi itu mencekam bagi warga di sekitar Jalan Raya Ngawi-Cepu. Masalahnya, para pesilat itu juga saling melempar batu.
Polisi memastikan dua kelompok yang tawuran itu adalah para pesilat dari Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
“Betul jadi insiden itu terjadi antara perguruan PSHT dan IKSPI,” ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (5/3/2023).
Akibat tawuran itu, 12 orang terluka. Hingga Minggu malam, masih ada 2 orang yang menjalani perawatan di RS Widodo, Ngawi karena mengalami luka akibat lemparan batu.
Sementara, 10 orang lainnya sudah dibolehkan pulang. Mereka hanya diminta untuk menjalani rawat jalan karena hanya mengalami luka ringan.
Tidak hanya itu, 7 sepeda motor di lokasi tawuran ditemukan sudah dalam keadaan rusak parah. Hancur. Bahkan 2 di antaranya ludes karena diduga sengaja dibakar.
Insiden pada Minggu pagi sekitar pukul 04.45 WIB itu, menurut Dwiasi, terjadi ketika rombongan pesilat IKSPI Kera Sakti pulang naik motor dari padepokan di Caruban, Madiun.
“Jadi, peristiwa itu terjadi saat rombongan pesilat IKSPI dengan puluhan sepeda motor pulang dari padepokan di Caruban Madiun,” kata Dwiasi.
Dia menjelaskan bahwa Rombongan IKSPI Kera Sakti tersebut baru saja pulang dari padepokan di Caruban untuk menghadiri kegiatan pengesahan anggota baru.
“Mereka pulang setelah mengikuti acara pengesahan anggota baru IKSPI Kera Sakti di Padepokan Caruban Madiun,” ungkap Dwiasi.
Hingga saat ini Polres Ngawi masih melakukan penyelidikan terkait terjadinya tawuran antarpesilat itu. Salah satunya dengan memintai keterangan dari warga dan korban.
“Kami masih melakukan penyelidikan. Mohon doanya ya,” ujar Dwiasi.