Jakarta, Purna Warta – Budi Waseso atau Buwas selaku Direktur Utama Perum Bulog menjelaskan bahwa pemerintah telah menugaskan Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras di tahun 2024.
“Yang sudah ditugaskan 2 juta ton untuk 2024,” kata Buwas ditemui di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).
Penambahan impor beras ini dilakukan seiring dengan diperpanjangnya bantuan pangan beras hingga Juni 2024. Selain itu, di awal tahun panen raya juga diprediksi mundur karena masa tanam juga mundur.
“Sedangkan, ada bantuan pangan lagi pak presiden yang sampai Juni itu. Artinya kan ada 640 ribu ton lagi, plus operasi pasar 3 bulan bisa 300 ribu, karena belum panen. Jadi, ya.. lebih dari 900 ribu kan. Nah kalau tanpa supply kita minus,” jelasnya.
Buwas menegaskan, 2 juta impor itu baru penugasan, jadi tidak serta merta akan dilakukan. Dia berharap ada stok dari dalam negeri sehingga impor tidak perlu dilakukan sebanyak itu.
“Maka, pak presiden mengalokasikan impor kita. Mengalokasikan ya, bukan pasti. Mengalokasikan 2 juta untuk impor tahun depan,” jelasnya.
Sementara penugasan impor 1,5 juta ton, Buwas mengatakan tidak semua kuota itu terkontrak. Hanya 1 juta ton yang terkontrak dan akan masuk 600 ribu ton di akhir 2023 ini dan sisanya Januari 2024.
“Akhir tahun itu ada (600.000 ton), 400.000 Januari datang, tapi kan 400 itu untuk bantuan pak Presiden, Januari, Februari, Maret, itu kan sudah 640 sendiri, belum tambah SPHP. SPHP itu bisa hampir 250-260. Artinya kan kita sudah 900 ribu ton, jadi kalau kita punya stok 1,2 juta akhir tahun ditambah 400 jadi 1,6 dikurangi 900 ribu, berarti cuman 700 ribu ton,” jelasnya.
Itulah penjelasan detail soal impor besar Indonesia serta jumlah produksi beras yang dihasilkan di dalam negeri.