Jakarta, Purna Warta – Akses internet yang kian mudah telah membuka ruang ekspresi yang luas bagi generasi muda. Namun, di balik kebebasan ini, muncul tantangan besar berupa maraknya kasus bullying. Anonimitas di dunia maya sering kali menjadi perisai bagi pelaku, membuat mereka merasa aman dari konsekuensi, sementara korban harus menanggung beban tekanan mental yang tidak terlihat.
Menyikapi fenomena ini, literasi digital dan pembinaan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan ruang digital digunakan secara sehat dan bertanggung jawab.
Isu ini menjadi sorotan utama dalam Kongres Rohis Nasional 2025 yang diselenggarakan pada Kamis (13/11/2025). Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad, hadir dan menyampaikan pesan inspiratif kepada ribuan pelajar Rohis, mengajak mereka untuk bertransformasi menjadi “Digital Heroes” yang berani mengambil sikap melawan bullying di media sosial.
Raffi Ahmad menyoroti peningkatan kasus perundungan online yang kini semakin meresahkan. Ia menilai bahwa fenomena hoaks, ujaran kebencian, hingga ejekan yang cepat menjadi viral telah memberikan dampak signifikan pada kondisi mental banyak remaja.
“Digitalisasi itu bermanfaat, tapi kalau disalahgunakan bisa membahayakan kita semua. Banyak anak muda terjebak informasi palsu dan akhirnya menjadi korban perundungan,” kata Raffi Ahmad yang dikutip dari laman Kementerian Agama (13/11/2025).
Ia menekankan bahwa pelajar Rohis memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam penggunaan teknologi yang bijaksana. Secara khusus, Raffi mengajak para peserta untuk memperkuat iman, memupuk empati, dan menjalankan tanggung jawab dalam setiap interaksi digital.
“Kalau ada teman yang dibully, jangan malah menjauh. Rangkul dan kuatkan dia. Di situlah nilai rohani itu hidup,” pesan Raffi.
Menurutnya, popularitas bukanlah tolok ukur utama dalam beraktivitas di media sosial. Nilai yang jauh lebih penting adalah memberikan manfaat dan senantiasa menjaga akhlak. “Gunakan media sosial untuk hal baik. Jangan hanya mengejar viral lalu melupakan tanggung jawab,” tegasnya.
Dalam sesi tersebut, Raffi juga berbagi pengalaman pribadinya mengenai masa-masa sulit yang berhasil ia lewati berkat kekuatan doa dan dukungan dari ibunda. “Saya pernah terjatuh, tapi doa ibu membuat saya bangkit lagi. Pegang iman dan keluarga, karena dunia digital penuh godaan,” katanya.
Mengakhiri sesinya, Raffi kembali mengukuhkan ajakannya agar pelajar Rohis bertindak sebagai agen perubahan yang proaktif menyebarkan cinta, kebaikan, dan keberanian untuk menghadapi perundungan. “Jadilah generasi yang kuat iman dan lembut hati. Lawan bullying dengan kebaikan. Dunia digital butuh lebih banyak cinta, bukan cacian,” tutupnya.
Pesan penuh makna dari Utusan Khusus Presiden tersebut disambut meriah dan antusias oleh seluruh peserta Kongres Rohis Nasional yang hadir.


