Jakarta, Purna Warta – Indonesia sudah mengirimkan kapal rumah sakit Indonesia untuk menuju Jalur Gaza, Palestina. Namun, kapal tersebut belum bisa berlabuh di Gaza lantaran pemerintah Mesir belum mengizinkan hal itu dengan alasan masih banyak kapal yang mengantre di pelabuhan.
Prabowo mengaku hal itu telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo. Prabowo juga terus mengontak Menteri Pertahanan Mesir mengenai hal itu.
“Ini saya sudah lapor ke Presiden (Presiden Jokowi), Menteri Pertahanan Mesir sudah saya kontak terus. Beliau (Menhan Mesir) minta (kapal rumah sakit Indonesia) ditahan dulu karena begitu banyak kapal sekarang nunggu untuk berlabuh karena mereka membawa bantuan makanan dan sebagainya,” kata Prabowo di Lanud Atang Sendjaja Bogor, Jumat (1/12/2023).
“Menhan Mesir malah meminta bantuan makanan yang lebih banyak,” sambungnya.
Prabowo mengatakan pemerintah juga mempertimbangkan untuk mengirim rumah sakit lapangan. Dia mengatakan rencana ini akan segera dibahas dengan Presiden Jokowi.
“Jadi ini nanti saya akan lapor ke Presiden, juga ada saran dari beberapa pihak di negara sekitar itu kalau bisa rumah sakit lapangan. Jadi ini sedang kita bahas nanti apakah kita kirim rumah sakit lapangan,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan penjelasan dari Menhan Mesir soal kemungkinan rumah sakit kapal Indonesia baru bisa berlabuh beberapa pekan lagi.
“Tapi yang jelas dia (Menhan Mesir) mengatakan untuk rumah sakit kapal minta ditahan dulu, karena untuk merapatnya di sana Menteri Pertahanan Mesir mengatakan belum bisa (berlabuh) dalam beberapa minggu ini,” sambungnya.
Prabowo menyebutkan Indonesia berkomitmen untuk bisa memberikan langkah nyata untuk membantu korban di jalur Gaza. Ia akan meminta arahan dan petunjuk Presiden Jokowi untuk kemungkinan mengevakuasi para korban luka.
“Tapi yang jelas sudah saya tawarkan dan ini sedang koordinasi untuk. Kalau perlu, kita evakuasi korban-korban, pasien-pasien yang luka-luka yang butuh perawatan, rehabilitasi. Kita sudah menyampaikan bahwa semua RS TNI terbuka untuk pasien-pasien dari Palestina,” ujar Prabowo.
“Kemudian juga kita sedang nego bagaimana caranya supaya bisa diizinkan dievakuasi, tapi tentunya ini saya akan minta pengarahan dan petunjuk dari Presiden,” imbuhnya.
Komandan KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992 Kolonel Laut (P) Bayu Dwi Wicaksono sebelumnya memastikan kapal siap berlayar lintas samudera untuk menuju perairan aman dekat Gaza demi membantu merawat dan memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat Palestina korban perang. Kepastian kapal berangkat menunggu izin dari pemerintah Mesir.
“Kapal ini sudah hampir setahun berlayar. Kami sudah melaksanakan misi operasi di Indonesia kemarin di Natuna. Kami laksanakan baksos (bakti sosial) di sana. Saya rasa kami mampu melaksanakan (operasi) di negara-negara lain,” kata Kolonel Bayu dilansir Antara, Jumat (1/12/2023).
Dia melanjutkan seluruh komponen kapal, termasuk mesin, telah dicek saat kapal docking di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur. Di lokasi yang sama, KRI dr Radjiman juga dicat seluruhnya berwarna putih mengingat kapal itu mengemban misi kemanusiaan sebagai rumah sakit bantu saat sandar dekat Gaza.
“Kemarin di Surabaya kurang lebih satu minggu. Di sana melakukan pewarnaan (pengecatan) dari abu-abu ke warna putih. Jadi, kami cat semua total warna putih, termasuk nomor lambung, penambahan (simbol) cross di sebelah depan. Kami punya cross tambahan lagi supaya lebih jelas dan terang di lautan,” kata Kolonel Bayu.
Penggantian warna kapal menjadi putih itu sesuai dengan ketentuan internasional, yaitu Konvensi Jenewa dan San Remo Manual, bahwa kapal rumah sakit untuk misi kemanusiaan dicat warna putih agar tidak menjadi sasaran tembak mereka yang berperang, katanya.
Jika nantinya pemerintah Mesir mengizinkan Indonesia mengirimkan KRI dr Radjiman sebagai kapal rumah sakit bantu ke perairan aman dekat Gaza, pelayaran itu menjadi misi pertama KRI dr Radjiman melintasi samudera dan keluar dari perairan Indonesia.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen bangsa Indonesia membantu dan mendukung bangsa Palestina di kancah internasional baik secara diplomasi, bantuan kemanusiaan atau hal lainnya yang mungkin dilakukan.