Jakarta, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Indonesia mengecam keras serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza yang terkepung sebagai “pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional.”
“Semua negara, terutama yang mempunyai hubungan dekat dengan Israel, harus menggunakan seluruh pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya,” kata Retno Marsudi, Senin.
Baca Juga : Komandan IRGC: Israel dalam Perang Atrisi yang Menyebabkan Keruntuhan yang Tak Terelakkan
Pasukan Israel melepaskan tembakan dan melancarkan serangan artileri ke rumah sakit dan daerah sekitarnya pada dini hari.
General Manager Kementerian Kesehatan Gaza, Munner al-Bursh, mengatakan pasukan rezim memulai serangan artileri “di tengah malam dan menargetkan departemen bedah, melukai para dokter yang bekerja di sana dan membunuh 12 warga sipil yang mengungsi.”
Di bagian lain sambutannya, Bursh mengatakan pasukan Israel juga menargetkan orang-orang yang meninggalkan fasilitas tersebut dan menembak mereka di luar rumah sakit. “Mayat mereka masih tergeletak di tanah, dan belum ada yang bisa menguburkan mereka.”
“Kami menggunakan generator listrik kecil yang menggunakan minyak nabati, diproduksi oleh beberapa individu kreatif yang mengorbankan sebagian pasokan makanan mereka untuk menjalankan generator tersebut,” kata Bursh.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan situasi di Rumah Sakit Indonesia adalah “bencana besar”. “Staf Rumah Sakit Indonesia bersikeras mereka akan tinggal untuk merawat yang terluka. Ada sekitar 700 orang, termasuk staf medis dan orang yang terluka, di dalam rumah sakit.”
Baca Juga : Parlemen Norwegia Mengadopsi Resolusi untuk Akui Negara Palestina
Pasukan Israel melancarkan serangan langsung ke Rumah Sakit Indonesia, salah satu rumah sakit terbesar di bagian utara Gaza.
Laporan mengatakan bahwa pasukan Israel akan mengulangi apa yang terjadi di Rumah Sakit Shifa dan juga akan menduduki Rumah Sakit Indonesia ketika tank-tank mengepung fasilitas tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan operasi militer Israel di Gaza “bertujuan untuk membunuh, dalam semangat balas dendam dan dengan tujuan menggusur rakyat kami.”
Dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan jumlah warga sipil yang tewas dalam perang Israel di Gaza “tak tertandingi dan belum pernah terjadi sebelumnya” sejak ia menjabat pada tahun 2017.
Anak-anak merupakan 47 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza. UNICEF telah menjuluki Jalur Gaza sebagai “kuburan bagi ribuan anak.” Mereka juga menggambarkan situasi di Gaza sebagai “noda yang semakin besar pada hati nurani kita”, dan menyebut jumlah korban anak-anak “sangat mengejutkan.”
Baca Juga : Menlu Iran: Tragedi Besar Hari Anak Sedunia Tanpa Upaya Lindungi anak-anak Palestina
Save the Children mengatakan lebih banyak anak yang terbunuh di Gaza dibandingkan konflik lain di seluruh dunia sejak gabungan tahun 2019.
Israel telah membunuh 13.000 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober.