Purna Warta – Polri akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mendalami dugaan kebocoran data hasil peretasan kelompok ransomware Conti pada Kamis (20/1).
“Infonya mau dikomunikasikan dulu dengan pihak BI terkait dengan isu tersebut,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (20/1).
Dedi belum dapat berkomentar lebih jauh mengenai perkara tersebut. Ia menuturkan kepolisian masih harus memastikan apakah dugaan kebocoran data tersebut benar atau tidak.
Jika memang data milik BI mengalami kebocoran, maka Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait hal tersebut.
“Apabila betul info tersebut, akan dipelajari oleh tim siber Bareskrim,” tambah dia.
Kabar peretasan itu diunggah oleh salah satu platform intelijen bernama Dark Tracer di Twitter pagi tadi.
Mereka membagikan potongan hasil tangkapan layar dari situs gelap geng ransomware Conti yang diduga berisikan 838 file sebesar 487,09 MB terkait Bank Indonesia. Tampilan file itu dinamai corp.bi.go.id.
Data tersebut diduga diambil dari server terbuka atau open source di situs www.bi.go.id kemudian diunggah oleh geng ransomware Conti.
“[ALERT] geng Conti ransomware mengumumkan “BANK OF INDONESIA” masuk dalam daftar korban,” kata Dark Trace melalui Twitter resminya sebagaimana dikutip, Kamis (20/1).
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengonfirmasi kasus kebocoran data Bank Indonesia. Serangan terjadi pada Senin (17/1). BSSN menyebut data yang bocor bukan data kritikal.
“Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan. Data yang tersimpan diindikasikan merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu,” kata Juru bicara BSSN Anton Setiawan, Kamis (20/1).